Bagaimanakah Perjuangan Ibu MengASIhi Dimasa Pandemi?

putri rahmadian
Mahasiswa Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari putri rahmadian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memberi ASI menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu dimasa Pandemi COVID-19. (Foto Ilustrasi: Unsplash)
Dimasa pandemi ini, beban ibu jadi meningkat terlebih pada masa-masa persalinan sampai dengan mengASIhi atau menyusui. MengASIhi atau memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi dimasa pandemi ini menjadi dilema bagi para ibu khususnya ibu yang terkena positif COVID-19 pada saat melahirkan. Umumnya ibu sangat khawatir akan menularkan virus ke anaknya baik penularan saat masih di janin maupun penularan melalui ASI. Disisi lain, ASI merupakan sumber makanan utama terpenting bagi bayi. ASI juga merupakan sumber kekebalan tubuh utama bagi bayi karena bayi masih belum memiliki imun yang kuat dan bayi termasuk kelompok berisiko yang sangat rentan terinfeksi virus maupun bakteri.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kecemasan ibu untuk menyusui dimasa pandemi ini dibuktikan dalam sebuah penelitian oleh Suryaman, dkk. tentang hubungan pengetahuan ibu dengan kecemasan Ibu dalam pemberian ASI pada bayi di pandemi COVID-19, dimana sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang kurang mengenai ASI dan penularan COVID-19 pada bayi merasakan tingkat kecemasan yang tinggi dalam memberikan ASI kepada bayi mereka. Padahal faktanya menurut WHO, COVID-19 tidak ditularkan melalui Air Susu Ibu (ASI) melainkan dari kontak langsung antara Ibu dan bayi pada saat menyusui maupun dengan orang lain yang terinfeksi seperti tenaga kesehatan. ASI tidak dapat dianggap sebagai sarana infeksi COVID-19, sedangkan sebaliknya mengandung antibodi spesifik yang mungkin menguragi infeksi COVID-19 pada bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ibu yang sedang hamil yang menderita COVID-19 memiliki gejala yang serupa dengan orang pada usia yang sama. Tidak terdapat bukti tingkat keparahan yang berbeda. Sedangkan penularan dari ibu kepada janin yang masih dalam kandungan pun masih butuh investigasi lebih lanjut, karena tidak terdapat banyak kejadian bayi baru lahir dari ibu yang positif COVID-19 yang juga lahir dengan memiliki gejala COVID-19. Pada penelitian di Cina, hanya 3 bayi yang memiliki gejala COVID-19 dari 33 responden dengan ibu yang positif COVID-19. Penelitian dengan sampel cairan ketuban, darah tali pusat, dan ASI juga tidak menunjukkan adanya virus. Sehingga penularan virus pada bayi lebih kepada penularan setelah lahir dari ibu, tenaga kesehatan yang melakukan kontak,atau juga bisa dengan kemungkinan kecil dari alat-alat medis yang terkontaminasi.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara seperti Cina dan Swiss menerapkan kebijakan ibu dan bayi untuk dapat menghindari pemberian ASI secara langsung jika ibu terbukti positif COVID-19. Cina bahkan menerapkan isolasi bagi bayi yang diduga positif COVID-19, mereka harus di isolasi dan dipantau terlepas dari apakah mereka menunjukan gejala atau tidaknya. Namun penerapan kebijakan tersebut haruslah dengan mempertimbangkan efeknya bagi hubungan ibu dengan bayi dan permulaan menyusui pada bayi. Selain itu ASI juga merupakan sumber utama energi dan kekebalan tubuh alami bagi bayi sehingga jika mengASIhi atau menyusui secara langsung tidak mungkin diterapkan, maka dapat dengan solusi lain yang ditawarkan untuk menjaga agar ibu tetap dapat menyusui anaknya meskipun sedang dalam keadaan positif COVID-19 salah satunya yaitu dengan susu perah. Susu perah merupakan ASI yang sudah dipompa terlebih dahulu oleh ibu kemudian diberikan kepada bayi dengan menggunakan botol susu atau bisa juga dengan disuapi menggunakan sendok.
ADVERTISEMENT
Pemberian ASI baik dengan menyusui langsung maupun dengan susu perah ibu harus tetap dengan menerapkan protokol kesehatan. Langkah-langkah penerapan protokol kesehatan pada saat menyusui dapat dilakukan yaitu dengan cara cuci tangan minimal 20 detik sebelum menyentuh bayi atau memompa ASI, manggunakan masker dengan baik dan tidak berbicara dan batuk selama menyusui atau saat memompa ASI, segera ganti masker setiap kali batuk atau bersin, jika memompa ASI lakukanlah dengan prosedur yang aman dari tenaga kesehatan, Ikuti dengan seksama rekomendasi untuk membersihkan pompa untuk ekstraksi susu setelah digunakan sesuai dengan spesifikasi pabrik, meminta bantuan dari seseorang yang sehat untuk memberi makan bayi baru lahir dengan ASI menggunakan botol susu khusus atau cangkir dan sendok dan pastikan orang tersebut sudah tahu cara yang benar dari tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari seluruh penjelasan diatas, hal paling penting adalah ibu harus sudah mendapat seluruh informasi tentang bagaimana menyusui. Selebihnya itu merupakan hak mereka apakah ingin menyusui anaknya, melakukan pompa ASI dan meminta bantuan tenaga kesehatan atau orang yang sehat untuk memberi anak ASI, atau bahkan tidak memberi ASI sama sekali. Ibu menyusui sering mengalami masa sulit dan ketakutan apalagi mengetahui diagnosis positif COVID-19 mereka sehingga apapun keputusan mereka merupakan keputusan terbaik yang diberikan kepada anak mereka. Sedangkan untuk ibu sehat sangat dianjurkan untuk mengASIhi bayi mereka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk memperkecil risiko terkena COVID-19. ASI pada dasarnya merupakan sumber imun terbaik untuk bayi sehingga dapat digunakan sebagai proteksi diri bagi bayi dimasa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Referensi:
1.Calil, V. M. L. T., Krebs, V. L. J. and De Carvalho, W. B. (2020) ‘Guidance on breastfeeding during the Covid-19 pandemic’, Revista da Associacao Medica Brasileira, 66(4), pp. 541–546. doi: 10.1590/1806-9282.66.4.541.
2. Rasmussen, S. A. et al. (2020) ‘Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) and pregnancy: what obstetricians need to know’, American Journal of Obstetrics and Gynecology, 222(5), pp. 415–426. doi: 10.1016/j.ajog.2020.02.017.
3. Suryaman, R. and Girsang, E. (2020) ‘HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI DIMASA PANDEMI COVID 19.