Prof Andalan Kutuk Teror Bom di Surabaya

Konten dari Pengguna
16 Mei 2018 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prof Andalan Kutuk Teror Bom di Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prof Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman, kandidat nomor 3 di Pilkada Sulsel, mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi pada Senin pagi 14 Mei 2018 dan Minggu kemarin meledakkan bom di Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
“Saya dan Pak Andi Sudirman Sulaiman mengutuk keras aksi teror bom di Surabaya yang biadab karena menelan banyak korban warga sipil. Apalagi mayoritas korban adalah saudara-saudara kita umat Kristiani yang akan beribadah di gereja,” kata Prof Nurdin Abdullah, di Makassar, Senin 14 Mei 2018.
Menurut Prof Nurdin Abdullah, Prof Andalan dan warga Sulawesi Selatan menyampaikan rasa duka cita buat seluruh korban, keluarga korban, serta masyarakat Surabaya dan Jawa Timur.
“Semoga seluruh korban meninggal mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, para korban luka segera sembuh, serta keluarga yang ditinggalkan bisa tabah menerimanya,” kata Prof Nurdin Abdullah.
Secara khusus, Prof Nurdin Abdullah menyampaikan duka cita kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Semoga Ibu Walikota Tri Rismaharini juga tabah dalam menghadapi aksi teror yang menimpa warganya,” harap Prof Nurdin.
ADVERTISEMENT
Prof Andalan pun meminta agar aparat kepolisian dan keamanan bertindak cepat untuk mencegah aksi teror susulan.
“Serta bisa segera memberangus seluruh pelaku dan otak teror di belakangnya,” kata Prof Andalan.
Prof Andalan mengimbau seluruh warga Makassar dan Sulsel untuk berdoa bagi para korban meninggal dunia dan luka.
“Saya mengimbau warga Sulsel untuk berdoa bagi para korban meninggal,” ujar Prof Andalan.
Pada akhirnya, Prof Andalan berharap agar semua pihak dan masyarakat di manapun agar lebih peka lingkungan untuk mencegah dini aksi-aksi terorisme.