Gen Z Menolak Menjadi Generasi Sandwich

Putri Septianingrum
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, program studi Penerbitan (Jurnalistik). Staff of Human Resources (HR) BO GEMA.
Konten dari Pengguna
3 Juli 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Septianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi (Foto: Canva)
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi (Foto: Canva)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga 2010-an, tumbuh dengan cepat di era teknologi dan informasi. Seringkali disebut sebagai generasi digital, tetapi mereka berusaha untuk tidak terjebak kedalam "Generasi Sandwich". "Generasi Sandwich" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berada di tengah-tengah tanggung jawab merawat orang tua yang sudah tua dan anak-anak yang masih bergantung pada mereka.
ADVERTISEMENT
Para psikolog umumnya memiliki pandangan bahwa fenomena Generasi Sandwich dapat memberikan dampak psikologis yang signifikan bagi individu yang mengalaminya. Beban ganda dalam menanggung kebutuhan orang tua dan anak secara bersamaan dapat menimbulkan stres, kecemasan, depresi, hingga burnout.
Jika dilihat dari pengertian di atas, Gen Z pastinya memiliki beberapa alasan dan langkah yang diambil agar tidak terjebak dalam Generasi Sandwich, ini dia alasan dan juga langkah yang harus diperhatikan, agar tidak terjebak dalam Generasi Sandwich.
Alasan Mengapa Gen Z menolak menjadi sandwich generation:
1. Prioritas Hidup Berbeda
Gen Z memprioritaskan pengalaman, pengembangan diri, dan keseimbangan hidup-kerja dibandingkan fokus pada pencapaian materi dan kesuksesan karir. Memiliki anak di usia muda bukan lagi prioritas utama bagi banyak Gen Z.
ADVERTISEMENT
2. Keinginan Menikmati Hidup
Gen Z ingin menikmati hidup bebas dari kekhawatiran finansial. Mereka ingin bepergian, mencoba hal baru, dan mengejar passion mereka tanpa terbebani tanggung jawab finansial besar.
3. Berkonsentrasi pada Kesehatan Mental
Salah satu masalah utama bagi Gen Z adalah kesehatan mental. Mereka lebih sering berbicara tentang stres, depresi, dan kecemasan, dan lebih sering mencari bantuan profesional. Gen Z lebih cerdas dalam memilih peran yang dapat memengaruhi keseimbangan hidup mereka karena mereka tahu bahwa tekanan yang berlebihan dari tanggung jawab ganda dapat merusak kesehatan mental mereka.
4. Kesadaran Finansial
Gen Z memahami kesulitan keuangan generasi sebelumnya dan memahami pentingnya stabilitas keuangan, sehingga mereka ingin menghindari terjebak dalam siklus keuangan yang sama.
ADVERTISEMENT
5. Beban Utang Tinggi
Gen Z sering mengalami utang pendidikan tinggi, yang membuat menabung dan menjadi mandiri lebih sulit bagi mereka. Akibatnya, mereka enggan mengambil tanggung jawab keuangan tambahan.
Langkah bagaimana Gen Z bisa terhindar dari jebakan menjadi Generasi Sandwich:
1. Membangun Karir
Gen Z berkonsentrasi pada pembentukan karir yang stabil dan menjanjikan. Mereka mencari pekerjaan yang menawarkan gaji yang kompetitif, manfaat yang luar biasa, dan kesempatan untuk berkembang.
2. Berkomunikasi Terbuka dengan Keluarga
Gen Z mendiskusikan rencana keuangan dan masa depan mereka dengan keluarga mereka secara terbuka.
Nah, langkah ini dapat membantu mencegah kesalahpahaman dan memastikan bahwa masing-masing pihak memahami ekspektasi satu sama lain.
3. Perencanaan Keuangan
Generasi Z secara teratur merencanakan keuangan mereka sejak dini; mereka menabung, membuat anggaran, dan berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka.
ADVERTISEMENT
Dengan penerapan langkah-langkah di atas, Gen Z dapat memutus rantai Generasi Sandwich, dan memiliki masa depan yang lebih stabil dan mandiri.