Konten dari Pengguna

Inovasi Label Time-Temperature Indicator untuk Meningkatkan Kepercayaan Konsumen

Putri Wulandari Zainal PhD
Saya adalah staf dosen Departement Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
3 Juli 2024 6:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Wulandari Zainal PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemantauan suhu yang berguna bagi konsumen (Sumber: https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pemantauan suhu yang berguna bagi konsumen (Sumber: https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kualitas merupakan istilah penting dalam rantai pasok produk segar seperti buah dan sayuran. Hal ini dikarenakan kualitas menyiratkan karakter produk, yang berkaitan dengan tingkat keunggulan produk segar atau tidak adanya cacat mulai dari panen hingga konsumen. Produk segar memiliki kadar air yang tinggi sehingga terjadi peningkatan aktivitas metabolisme. Kegiatan ini berlanjut setelah panen, dan berdampak pada umur simpan yang pendek karena terjadinya penurunan kualitas.
ADVERTISEMENT
Penurunan kualitas ini biasanya dideskripsikan sebagai segar atau tidak segar yang kita sebut sebagai Tingkat kesegaran. Dalam kehidupan sehari-hari, konsumen menilai kesegaran tersebut berdasarkan inderanya seperti penglihatan (warna, mengkilat, adanya bintik atau semburat cendawan), sentuhan (tekstur yang tegas, ada keriput atau tidak), penciuman (bau manis, asam, busuk). Kenyataannya, konsumen dapat memperkirakan kondisi kesegaran hanya dari isyarat optik sehingga cenderung mengalami kesusahan dalam penilaian karena bersifat subjektif.
Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi teknologi yang dapat memantau kesegaran buah secara objektif sehingga dapat memberikan jaminan kepada konsumen terhadap tingkat kesegaran produk. Dengan adanya jaminan tersebut maka kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk segar dapat meningkat. Label time-temperature indicator merupakan salah satu inovasi teknologi untuk menjamin kesegaran produk.
Kondisi buah peach saat dikemas secara curah (Sumber: https://pixabay.com)

Mengenal Label Time-temperature Indicator

Label Time-temperature Indicator (TTI) adalah perangkat sederhana dan ekonomis yang secara tidak langsung dapat memberikan informasi mengenai umur simpan makanan dengan respons visual yang bergantung pada waktu dan suhu. Kenapa waktu dan suhu menjadi krusial dalam suplai chain produk setelah panen? Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas makanan.
ADVERTISEMENT
Penurunan kualitas dan pembusukan makanan dapat terjadi karena kesalahan pengelolaan suhu. Selain itu, umur simpan yang berlaku untuk sebagian besar produk segar, tidak dapat dipercaya sepenuhnya karena produk tersebut mungkin terkena kondisi penyimpanan yang tidak tepat, seperti kesalahan suhu dan penyimpanan dalam jangka waktu yang berlebihan.
Dengan adanya inovasi TTI ini maka kualitas dan kesegaran pangan dapat diketahui dengan memantau secara visual perubahan warna pada suatu label TTI. Pengembangan TTI hingga saat sekarang antara lain: TTI kimia, TTI fisik, TTI enzimatik, TTI mikroba, dan sebagainya. Indikator Suhu-Waktu (TTI) menunjukkan perubahan suhu dan nilai pH yang terjadi di dalam kemasan dengan merasakan suasana sekitar.
Label indikator yang mengintegrasikan paparan suhu dari waktu ke waktu ini akan menunjukkan akumulasi efek paparannya dalam bentuk perubahan warna (atau karakteristik fisik lainnya). Selain itu, identifikasi perubahan enzimatik dan mikrobiologis, respons kimia dan fisik, serta aktivitas biologis yang bergantung pada waktu dan suhu dalam suatu makanan produk juga merupakan ide praktis dari indikator suhu waktu. Respons kimia dan fisik bergantung pada asam dan reaksi kimia dasar, terkadang kimia polimerisasireaksi terhadap waktu dan suhu.
ADVERTISEMENT
Indikator seperti Fresh-Check diproduksi oleh Teknologi Lifeline adalah contoh indikator suhu waktu. Ia bekerja dengan menyebabkan perubahan warna pada rentang indikasi sebagai hasilnya dari reaksi polimerisasi.
Contoh penggunaan label TTI antara lain: (i) menandakan tingkat kematangan produk segar di mana perubahan label TTI berdasarkan perubahan pH di lingkungan sekitar produk. (ii) memantau perubahan suasana kemasan atmosphere yang dimodifikasi seperti pada kemasan daging, apakah terjadi kebocoran kemasan atau tidak berdasarkan kandungan oksigen dan karbondioksida. (iii) penggunaan tinta dan pigmen termokromik pada kaleng kemasan minuman dingin dan panas seperti botol bir dan anggur, kemasan sup, kemasan kopi.
Di mana bagian pembuka kaleng kemasan akan berubah warna merah ketika produk bersuhu panas dan berubah warna biru ketika produk bersuhu dingin. (iv) Pada kemasan ASI, kemasan plastik (pouch) akan berubah menjadi Ungu saat ASI terlalu dingin (belum layak konsumsi), berubah menjadi biru saat terlalu panas (belum layak konsumsi), berubah menjadi pink saat suhu normal (layak untuk dikonsumsi).
ADVERTISEMENT

Perkembangan Label Time-Temperature Indicator

Di negara maju, produk-produk berkualitas tinggi dijamin keamanan pangannya melalui manajemen mutu yang baik. Bila negara asal tidak bisa menjamin keamanan pangan baik dari segi tingkat kesegaran ataupun investasi mikroba maka produk tersebut tidak akan bisa menembus pasar dunia.
Dalam rantai pasok ini, seluruh proses logistik harus terjamin kualitasnya melalui pengendalian suhu dan kemasan sehingga label time-temperature indicator ini sangat dibutuhkan untuk dapat memberitahukan kondisi kesegaran buah dan sayuran kepada distributor, retail ataupun konsumen.
Dengan begitu distributor dapat menyeleksi produk yang layak untuk dijual ke retail, dan retail dapat memastikan apakah produk masih layak display di supermarket sehingga konsumen dapat memastikan tingkat kesegaran yang tepat untuk mendapatkan buah dan sayuran yang masih kaya nutrisi.
ADVERTISEMENT