Dilema Etika Seorang Akuntan

Putri Meilani
Mahasiswi Magister Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
11 September 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Meilani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi akuntan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi akuntan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai dilema etika maka kita bedah terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan etika. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter atau watak. Hal-hal yang berkaitan dengan benar atau salah baik atau benar. Secara objek mengenai perilaku, sikap, kebiasaan seorang manusia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan menurut KBBI mendefinisikan etika sebagai nilai yang mengenai benar atau salah menurut suatu golongan masyarakat. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Namun apakah pengertian baik itu sendiri? Baik yaitu jika sesuatu mendatang rahmat dan memberikan rasa senang. Lalu buruk adalah segala yang tercela yang dipertentangkan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Selanjutnya bagaimana hubungannya dengan profesi seorang akuntan. Seperti yang kita ketahui bahwa seorang akuntan bekerja secara terikat oleh sebuah perusahaan. Sebagai seorang pekerja pada umumnya maka secara tidak langsung mengikuti aturan yang ada dalam perusahaan tersebut.
Maka dari hal ini timbul kritik yaitu jika ada instruksi penyalahgunaan dari perusahaan sedangkan akuntan memiliki etika profesi bagaimana? Apakah integritas seorang akuntan dapat dipertanyakan?
Ilustrasi Foto: Shutter Stock
Kita tahu bahwa seorang akuntan bertanggung jawab penuh atas pekerjaannya, karena output yang diberikan digunakan oleh shareholder atau bahkan masyarakat luas. Alih-alih bisa membantu dalam mengambil keputusan dapat juga jika keliru bisa mendatangkan penyalahgunaan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, mari kita bahas ciri ciri apasaja etika profesi seorang akuntan meliputi:
1. Integritas
Merupakan komponen utama seorang akuntan. Konsisten antara perbuatan dan dengan apa yang telah dianut (di dalamnya nilai-nilai kode etik di tempat ia bekerja).
Akuntan harus melepas diri dari konflik kepentingan untuk dapat bisa mengungkapkan kebenaran. Yakni sikap yang lurus hati agar dapat mengemukakan sebenar-benarnya sebuah fakta. Jujur diartikan juga berlaku tidak curang.
2. Kompetensi
Merupakan standar dalam menyelesaikan suatu tugas, kecakapan seseorang untuk dapat mengamati yang tercakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap penyelesaian sebuah pekerjaan.
Hal ini menuntut para akuntan agar dapat terus berkembang mengikuti perubahan terkini baik dalam segi perundang-undangan atau hal-hal yang menyangkut dalam bidang akuntansi.
https://www.freepik.com/free-photo/performance-experience-development-knowledge-learning_17114255.htm#query=competence&from_query=kompetensi&position=4&from_view=search&track=sph
3. Objektivitas
ADVERTISEMENT
Tidak terpengaruh pada pendapat dan kepentingan pribadi ataupun orang lain dalam pengambilan keputusan atau tindakan. Objektivitas merupakan bentuk profesionalisme akuntan.
4. Kerahasiaan
Dikarenakan seorang akuntan mendapat akses melihat hal-hal yang sensitif dan rahasia perusahaan, maka akuntan harus menjaga kerahasiaan ini dan menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menggunakan atau memberikan informasi perusahaan.
Hal ini agar data perusahaan tidak disalahgunakan oleh orang tidak bertanggung jawab. Akuntan juga harus mendapatkan izin terlebih sehingga terdapat concern ketika dibutuhkan untuk memberikan informasi perusahaan ke pihak eksternal.
Jadi kesimpulannya, ketika seorang profesi akuntan di lapangan mendapati peluang-peluang penyalahgunaan diharapkan untuk tetap dapat menjalankan prinsip etika profesinya sebagai akuntan. Sehingga dapat memberikan sikap penolakan atau berani untuk berkata tidak dan menyatakan kebenaran sesuai dengan pedoman akuntansi.
ADVERTISEMENT