Solitude

Qatrunnada Ulayya
"Hi, My name is nada, I hope you are all enjoying my work and can motivate you to write."
Konten dari Pengguna
12 April 2021 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Qatrunnada Ulayya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto Kesepian, Pinterest.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto Kesepian, Pinterest.com
ADVERTISEMENT
Jepang, lima bulan lalu.
Kesepian yang terus menghantui gue di Jepang membuat gue begitu ketakutan, ketakutan akan apa hal yang terjadi nantinya, halusinasi tingkat tinggi yang tidak bisa dihentikan dan selalu berlalu lalang.
ADVERTISEMENT
Gue Cilla Villia Mahasiswi baru Kyoto University di Jepang dan gue sedang menempuh pendidikan perkuliahan, perkuliahan ini baru saja segera akan dimulai.
***
Kriing... Jam alarm menunjukkan pukul 5 pagi. Gue harus bergegas dan bersiap-siap untuk hari pertama gue kuliah di Jepang. "Gue berharap "semoga dihari pertama gue kuliah ini kaga sial deh. "
Ospek hari pertama pun dimulai, dan gue sudah mulai merasa bosan mendengarkan sambutan-sambutan dari rektor. Sampai sekarang gue juga belum menemukan teman. Kesepian gue pun terus berlanjut sampai ospek selesai.
***
Keesokannya kelas sudah dimulai, gue duduk paling pojok kanan bersebelahan dengan cowok yang belum gue kenal, gue pun mencoba menatapnya sekilas, cowok yang berada di sebelah gue itu. Dia yang bergaya pakaiannya menurut gue sangat unik dan berwajah sedikit dingin, tetapi dia juga sangat fokus dalam pembelajarannya. Ternyata secara tidak sadar dia juga menatap gue sekilas dengan wajahnya yang sedikit dingin itu.
ADVERTISEMENT
Setelah kelas selesai gue mencoba berkenalan dengan dia, dan tidak disangka-sangka ternyata dia orang yang sangat humble.
Ilustrasi Perempuan Foto: Freepik
Dia adalah John Ennert dia berasal dari Negara Amerika yang sedang berkuliah di Jepang. Setelah lama gue berkenalan dan berteman dengannya, menurut gue dia seorang yang sangat humble, genius, dan pengertian. tetapi sedikit dingin, terutama dengan orang yang belum dia kenal.
***
Setelah gue mengenal dan terus berbincang-bincang dengannya, gue merasa tidak lagi merasa kesepian dan halusinasi tingkat tinggi akan ketakutan yang terus menghantui gue. Dan gue merasa nyaman ada di dekatnya. Kisah ini pun terus berlanjut sampai gue dan dia lulus perkuliahan.
"Setelah gue menyadari kesepian yang terus menghantui gue selama ini dan ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi, ternyata hanya sebuah halusinasi belaka".
ADVERTISEMENT