Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Kekerasan Menggerogoti Rumah Tangga
5 Oktober 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Qoniah Mujahidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan dalam lingkungan rumah tangga, tidak hanya kekerasan dalam bentuk fisik tetapi juga dalam bentuk psikologis, seksual maupun ekonomi. Sering kali ditemukan pelaku KDRT adalah pasangan yaitu suami atau istri, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pelaku bisa saja adalah orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak ataupun sebaliknya.

Apasih yang menyebabkan terjadinya KDRT?
ADVERTISEMENT
Sebab atau faktor terjadinya KDRT bisa berasal dari kondisi psikologis, ekonomi, sosial, dan budaya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhinya:
1. Faktor psikologis
Faktor ini merujuk kepada pelaku KDRT yang memiliki kondisi mental atau emosi yang tidak stabil. Contohnya, memiliki gangguan bipolar atau gangguan kepribadian yang dapat memicu perilaku agresif. Selain itu, memiliki trauma masa lalu juga bisa menjadi sebab pelaku melakukan KDRT karena di masa lalu dia pernah mendapatkan kekerasan dalam keluarganya.
2. Faktor pendidikan dan hukum
KDRT lebih mungkin terjadi apabila tidak memiliki atau kurangnya pemahaman hak-hak dan kewajiban dalam rumah tangga, serta tidak mengetahui adanya hukum yang melarang kekerasan dalam rumah tangga.
3. Faktor ekonomi
Tekanan keuangan dapat menyebabkan perselisihan rumah tangga. Tekanan akibat kesulitan ekonomi memperburuk situasi dan menyebabkan frustasi, yang seringkali berujung pada kekerasan.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor lain yaitu ketidaksetaraan gender, komunikasi yang buruk, pengaruh alkohol dan narkoba, dan faktor sosial budaya. Semua kasus kekerasan dalam rumah tangga memiliki penyebab yang berbeda-beda, dan faktor-faktor tersebut seringkali saling berinteraksi.
Kekerasan dalam rumah tangga mempunyai dampak fisik, psikologis, dan sosial yang sangat serius bagi anggota keluarga. Kemungkinan dampak yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
1. Dampak fisik
Korban KDRT sering kali mengalami luka fisik seperti memar, sayatan, patah tulang, dan dalam kasus yang ekstrim, kematian. KDRT juga dapat mengakitbatkan masalah kesehatan kronis seperti gangguan tidur, sakit kepala, penyakit jantung, dan masalah pencernaan akibat stres jangka panjang.
2. Dampak psikologis dan emosional
Dampak psikologis dan emosional dari KDRT antara lain trauma mendalam seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma yang dapat berlangsung dalam jangka waktu lama. Penghinaan dan ancaman seringkali membuat korban merasa tidak berharga dan kehilangan kepercayaan diri. Selain itu, KDRT dapat menyebabkan gangguan mental yang serius seperti depresi berat, gangguan kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri.
ADVERTISEMENT
3. Dampak pada anak-anak
Dampak KDRT terhadap anak antara lain ketakutan dan stres yang berkepanjangan, gangguan perkembangan emosi dan sosial, perilaku agresif, dan penurunan prestasi akademik. Selain itu, stres emosional dapat menyulitkan anak untuk menjalin hubungan yang sehat dan menyulitkan mereka untuk belajar.
4. Dampak pada hubungan keluarga
KDRT merusak hubungan antar keluarga. Rasa saling percaya, hormat, dan rasa aman sering kali hilang, sehingga menimbulkan keretakan yang sulit diperbaiki.
Perceraian atau perpisahan, banyak korban KDRT memilih untuk bercerai atau berpisah dari pasangannya yang melakukan kekerasan.
Kekerasan dalam rumah tangga mempunyai dampak yang luas terhadap seluruh keluarga. Untuk memutus siklus kekerasan dan mengurangi dampaknya, penting untuk mengenali tanda-tandanya dan segera mencari bantuan.
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah pencegahannya mencakup pendidikan tentang kekerasan dalam rumah tangga, kesetaraan gender, dan keterampilan komunikasi, membangun hubungan yang sehat dalam keluarga, dan memberikan dukungan sosial dan intervensi dini.
Penting juga untuk meningkatkan akses terhadap layanan dukungan bagi para korban, menyediakan program rehabilitasi bagi para pelaku, dan menegakkan hukum secara konsisten.
Organisasi masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, dan mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender dapat membantu mencegah kekerasan.
Semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan rumah yang aman dan bebas kekerasan.