Begini Awal Mula Terbentuknya Soal HOTS SBMPTN

Quipper Indonesia
Distributors of wisdom | Membawa pendidikan terbaik ke seluruh penjuru Indonesia
Konten dari Pengguna
20 Maret 2019 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quipper Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
TeachHUB
zoom-in-whitePerbesar
TeachHUB
ADVERTISEMENT
Menristekdikti telah memastikan bahwa akan ada tipe soal HOTS pada SBMPTN 2019 mendatang. Dilihat dari jenis materi uji, pada SBMPTN 2019 juga akan ada perubahan, yaitu bukan lagi TKPA dengan TKD Saintek/Soshum, melainkan Tes Potensi Skolastik (TPS) dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA) Saintek/Soshum. Melalui press release-nya pada tanggal 22 Oktober 2018, Menristekdikti pun memastikan bahwa tipe soal HOTS hanya akan ada pada TKA saja, bukan TPS.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa melalui TPS, calon mahasiswa akan diukur kemampuan kognitif, logika/nalar, serta pemahaman umumnya. Sementara itu melalui TKA dengan soal HOTS, para calon mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis sebagai bekal penting persaingan di era digital saat ini.
Kalau begitu, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan tipe soal HOTS? Apa bedanya dengan soal lainnya? Apa saja yang mendasari suatu soal dikatakan mengandung HOTS? Apakah soalnya sudah pasti sulit? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak dengan baik penjelasan berikut, ya!
Asal Mula Soal Tipe HOTS
HOTS merupakan singkatan dari Higher Order Thinking Skills yang artinya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Istilah ini pertama kali muncul sebagai salah satu buah pikir seorang psikolog pendidikan Amerika, Benjamin Samuel Bloom. Salah satu kontribusi beliau untuk pendidikan terbit pada tahun 1956 melalui buku Taxonomy of Educational Objectives (Taksonomi Tujuan Pendidikan) yang intinya menjelaskan bahwa tujuan pendidikan memiliki tiga aspek utama, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi dan sikap), serta psikomotorik (aktivitas fisik).
ADVERTISEMENT
Setiap aspek kemudian memiliki taksonomi atau klasifikasi untuk mencapai tujuan akhir pendidikan, seperti meningkatnya kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik yang kelak berguna untuk menghadapi persaingan di masa depan.
Taksonomi yang dibuat oleh Bloom dari tingkat terendah hingga tertinggi adalah knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis), synthesis (perpaduan), dan evaluation (penilaian).
Klasifikasi tersebut, kemudian direvisi oleh David Reading Krathwohl, seorang psikolog pendidikan dari Amerika, bersama dengan Lorin W. Anderson pada tahun 2000. Urutan taksonomi yang dibuat oleh mereka sebagai bentuk penyempurnaan Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
quipper.com/id/blog
Tingkat terendah dari Taksonomi Bloom versi revisi adalah remember atau mengingat. Tingkat berikutnya adalah understand atau memahami. Tingkat selanjutnya dari taksonomi di atas adalah apply atau menerapkan.
ADVERTISEMENT
Ketiga klasifikasi sebelumnya dinamakan dengan tipe soal LOTS (Lower Order Thinking Skills) atau kemampuan berpikir tingkat rendah. Sementara itu, tingkat berikutnya merupakan tingkat pertama dari HOTS, yaitu analyze atau menganalisis.
Tingkat HOTS berikutnya adalah evaluate yang berarti mengevaluasi atau menilai. Tingkat tertinggi pada Taksonomi Bloom versi revisi adalah create atau menciptakan.
Itu dia penjelasan mengenai awal mula terciptanya soal HOTS dan tingkatannya. Kalau kamu masih butuh penjelasan soal HOTS lebih lanjut dan panduan mengenai SBMPTN 2019 mulai dari alur, prosedur, pelaksanaan, tipe ujian, sistem penilaian SBMPTN, prediksi kisi-kisi, strategi belajar SBMPTN 2019, hingga tryout online SBMPTN gratis, semua bisa kamu temukan di sini: http://bit.ly/SBMPTN2019-9
Penulis: Laili Miftahur Rizqi
ADVERTISEMENT