Ini Alasan Kenapa Tidak Boleh Menunggangi Gajah saat Kamu Berwisata!

Quipper Indonesia
Distributors of wisdom | Membawa pendidikan terbaik ke seluruh penjuru Indonesia
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2019 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quipper Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Quipper Blog
zoom-in-whitePerbesar
Quipper Blog
ADVERTISEMENT
Sepertinya sudah jadi hal lumrah ya berbagai destinasi hiburan alam memiliki gajah wisata. Tidak jarang tempat-tempat wisata tersebut menawarkan pengunjung untuk merasakan pengalaman eksplorasi alam lebih jauh dengan naik gajah. Mulai berkeliling di area kecil sampai jalan-jalan di hutan. Namun, tahukah kamu, di balik itu semua banyak hal negatif yang mungkin saja bisa menimpa gajah wisata? Simak di bawah ini beberapa alasan kenapa tidak boleh menunggangi gajah!
ADVERTISEMENT
Mendapat Siksaan dalam Proses Domestifikasi
Quipper Blog
Geoff Manchester, pendiri Intrepid Travel mengatakan dalam beberapa tahun terakhir industri pariwisata memang berkembang untuk menawarkan wisatawan mendapat pengalaman menunggangi gajah. Sayangnya, para wisatawan tersebut tidak tahu kalau ada cerita kejam di balik itu semua. Menurutnya, ada proses domestifikasi gajah yang menyakitkan mamalia tersebut.
Inilah salah satu alasan kenapa tidak boleh menunggangi gajah. Proses domestifikasi terjadi lantaran gajah bukan hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Mereka tergolong hewan yang secara alami liar dan punya kekuatan besar. Jadi, perlu ada proses khusus untuk melatihnya. Untuk menjadi jinak dan bisa ditunggangi wisatawan, seekor gajah harus melalui proses yang panjang dan tidak mudah. Ia harus terlatih dirantai, bahkan mendapat pukulan atau bentuk luka lain dari benda tajam supaya perilakunya lebih jinak. Para gajah acap kali dapat luka dari pisau, paku, atau rotan, lho. Mereka juga sengaja dibiarkan kelaparan dan kurang tidur.
ADVERTISEMENT
Gajah akan selalu dibuat ketakutan dengan berbagai siksaan. Hal itu supaya gajah pasrah dan mau melakukan apa saja sesuai kehendak pawang.
Latihan untuk menjadi gajah wisata sendiri sudah dilakukan sejak hewan besar itu masih muda. Padahal, induk gajah tergolong sangat melindungi anak-anaknya. Alhasil, untuk melatih seekor gajah wisata, gajah-gajah dewasa lain juga ikut menjadi korban. Gajah muda akan diambil dan dikurung di tempat tertentu lalu mengalami berbagai penyiksaan.
Status Hewan Terancam Punah
Quipper Blog
Selain alasan karena ada kekejaman di balik jinaknya gajah wisata, gajah sendiri memang bukan hewan untuk ditunggangi manusia. Apalagi untuk jenis-jenis gajah yang statusnya terancam punah dan dilindungi. Berdasarkan Forum Konservasi Gajah Indonesia, gajah Sumatera bahkan populasinya sudah menurun sampai 70% dalam waktu 20-30 terakhir. Pada 2013 lalu jumlahnya pun ditaksir tidak sampai 2000 ekor.
ADVERTISEMENT
Hak Asasi Hewan
Quipper Blog
Belakangan kampanye larangan untuk menunggangi gajah memang sedang gencar. Alasan kenapa tidak boleh menunggangi gajah dilihat dari sisi hak asasi hewan. Banyak pihak mengatakan gajah dapat terluka karena tulang belakangnya tidak kuat. Menurut Dr. drh. Hery Wijayanto, MP., seorang spesialis anatomi Fakultas Kedokteran Hewan dari UGM yang penulis lansir dari Kompas.com, dari segi anatomi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh apabila gajah ditunggangi. Kekuatan dan struktur anatomi gajah disebut luar biasa. Hal itu termasuk tonjolan tulang di atas gajah (prosesus spinosus) yang mungkin selama ini dikhawatirkan masyarakat.
Walau belum ada kajian lebih jauh soal bobot kemampuan gajah, selayaknya memang menghindari menunggangi gajah. Ini juga mengacu kepada “Animal Welfare” yang menyetujui hewan boleh dimanfaatkan manusia, asal untuk kebaikan manusia dan hewannya.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan gajah juga harus memenuhi berbagai hak asasi hewan. Di antaranya, bebas dari rasa haus dan lapar, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari penyakit dan cedera, bebas dari rasa takut dan stres serta berperilaku alami. Contohnya untuk membiarkan gajah bersosialisasi dan bermain lantaran mereka termasuk hewan berkelompok.
Sudah saatnya nih untuk bisa memperlakukan hewan lebih baik lagi dari sebelumnya. Langkah awalnya ialah menghindari menunggangi gajah untuk wisata dan memilih kegiatan lain yang lebih bermanfaat, misal turut berkontribusi dalam konservasi.
Itulah beberapa alasan kenapa tidak boleh menunggangi gajah. Mudah-mudahan semakin banyak orang yang aware terhadap hak asasi hewan, ya, sehingga tidak ada lagi hewan-hewan yang disakiti. Untuk artikel-artikel menarik lainnya, segera kunjungi Quipper Blog, ya!
ADVERTISEMENT
Kamu masih tertarik membaca artikel dengan topik hewan lainnya? Boleh juga simak artikel yang satu ini:
Penulis: Kiram