Lentera Pendidikan di Timur Indonesia bersama Quipper dan Kemendesa

Quipper Indonesia
Distributors of wisdom | Membawa pendidikan terbaik ke seluruh penjuru Indonesia
Konten dari Pengguna
24 September 2019 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quipper Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Quipper
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Quipper
ADVERTISEMENT
Jakarta, 24 September 2019. Perkembangan teknologi yang semakin pesat selama 1 dekade terakhir dianggap sebagai harapan dalam mengentaskan berbagai macam isu, salah satunya pendidikan. Namun, pemanfaatan teknologi bagi pendidikan masih sebatas belajar online yang bergantung pada koneksi internet melalui smartphone atau laptop. Lalu bagaimanakah implementasi pemerataan pendidikan berkualitas pada daerah terpencil yang minim koneksi internet atau tidak ada koneksi internet sama sekali?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi, Kabupaten Halmahera Barat di Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu dari 122 Kabupaten yang tergolong dalam wilayah tertinggal. Tentunya wilayah tersebut sangat minim koneksi internet, bahkan di beberapa wilayahnya tidak ada koneksi internet sama sekali. Oleh karena itu Kemendesa PDTT dan Quipper selaku perusahaan edukasi teknologi global, telah melaksanakan kolaborasi program Quipper Hybrid Learning & Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik pada 22 – 24 Juli 2019.
Hanani Faiza selaku Content Manager Quipper Indonesia mengatakan, “Hybrid Learning atau metode pembelajaran yang dilakukan dengan menggabungkan pendampingan langsung lewat tatap muka (offline) dan online sangat tepat untuk dilakukan di daerah dengan keterbatasan jaringan internet. Selain itu saya juga takjub melihat antusiasme para guru disini, karena mereka memiliki potensi besar namun minim kegiatan seperti workshop.”
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi yang berlangsung di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Priyono, Drs, MSc – Direktur Pengembangan Sumberdaya Manusia Kemendesa PDT turut menambahkan “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Halmahera Barat sangat kecil, hanya 64. Sedangkan rata-rata Nasional sudah di angka 74. Jadi kerjasama bidang pendidikan ini penting sekali untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).”
Selain itu Priyono juga menyatakan bahwa kolaborasi tidak hanya dilakukan oleh Quipper, tetapi juga dengan Dinas Pendidikan setempat dan HaloHola sebagai perusahaan penyedia perangkat digital yang memungkinkan metode belajar Hybrid Learning dapat dilakukan tanpa koneksi internet.
Dalam diskusi tersebut, turut pula hadir Itje Chodidjah selaku Education Expert. Sebagai ahli pendidikan yang telah puluhan tahun berpengalaman dalam memberikan seminar dan pelatihan bagi para guru di Indonesia, Itje mengaku bahwa yang terpenting dalam proses mengajar bukan hanya mendidik siswa namun juga penguasaan materi, manajemen kelas dan komunikasi yang baik. Oleh karena itu pelatihan Peningkatan Kapasitas Pendidik yang dilakukan oleh pemerintah dan Quipper tidak boleh berhenti di Halmahera Barat saja dan harus terus dipantau perkembangannya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui progres pembelajaran, Quipper melakukan pre-test bagi siswa untuk mengukur kemampuan akademis awal dan melakukan post-test setelah satu bulan implementasi. Hasilnya, peningkatan rata-rata nilai siswa naik dua kali lipat setelah metode belajar Hybrid Learning dengan Quipper Video dilakukan. Monitoring tersebut akan dilakukan hingga November untuk melihat progres secara keseluruhan dari program ini.
Quipper berharap implementasi program Hybrid Learning di Halmahera Barat dapat menjadi program percontohan bagi daerah tertinggal lain di Indonesia. Sehingga kualitas pendidikan yang merata dapat diakses oleh seluruh anak Indonesia tanpa terkecuali dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.