
Aku langsung termenung saat mendengar ucapan Ni Sukma. Bukan cuma kaget, aku langsung terbayang keadaan Pak Indra saat ini. Aku jadi teringat cerita Bah Rojak dan Bah Saswi semalam.
“Ni, Jaka pulang dulu saja,” ucapku dengan jantung yang berdetak begitu kencang.
“Jangan dulu, tunggu,” larang Ni Sukma. “Di lintasan pasti sedang banyak orang yang memungut daging-daging Indra, seperti kejadian Esih tempo hari. Kampung bakal gempar karena belum ada satu bulan, dua nyawa hilang di tempat yang sama dengan cara yang sama juga,” air mata Ni Sukma mengalir saat mengatakannya.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814