Sudah dua hari sejak kepergian Esih yang tragis, aku hanya menghabiskan waktu dengan merenung ditemani rasa bersalah bercampur gambaran kenangan manis bersama Esih. Beruntung Bos Salim memberiku libur satu minggu untuk berduka. Kabar kematian Esih memang tak cuma menggegerkan kampungku, tapi juga rekan-rekan kerjaku di kota. Tapi dua malam belakang, kampungku juga dibuat gempar dengan penemuan Badrun, salah satu anak buah Pak Indra, yang gantung diri di salah satu kamar mandi umum di dekat gudang peninggalan Belanda, tempat Jangkung menemukan potongan baju Esih sebelumnya.
“Seharusnya kain sobekan baju Esih itu…,” gumamku sambil menatap awan pekat yang menghiasi langit sore dari jendela kamar.
Aku harus menurut perintah Mah Romlah dan Jangkung untuk tidak ke area pasar dalam waktu dekat. Polisi masih menyelidiki kasus dugaan bunuh diri Badrun, dan bisnis “keamanan” Pak Indra ikut terseret. Tapi aku punya firasat lain.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814