Mengenal Surabaya Melalui Silampukau

Konten dari Pengguna
5 Maret 2018 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachmadi Rasyad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal Surabaya Melalui Silampukau
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Silampukau adalah nama band beraliran folk asal Surabaya yang dibentuk pada tahun 2009. Band tersebut beranggotakan Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening. Pada setiap penampilan, keduanya kompak menggunakan alat musik gitar. Hanya pada beberapa lagu, misalnya Lagu Rantau, Kharis tampak menggunakan guitalele. Silampukau kini sedang digandrungi oleh pemuda-pemudi di tanah air, khususnya penikmat musik indie. Hal itu tampak dari padatnya jadwal tampil mereka setiap bulan dan larisnya album berjudul Dosa, Kota, dan Kenangan.
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu yang dilantunkan oleh Silampukau selalu bernuansa Surabaya. Misalnya, pada lagu berjudul Si Pelanggan, mereka bercerita mengenai satu tempat di Surabaya bernama Dolly yang kerap dijadikan sebagai lahan pelacur-pelacur menjajakan tubuhnya. Selain itu, lagu berjudul Lagu Rantau, pun bercerita mengenai Surabaya yang jadi tempat bermukimnya para pencari kerja dari berbagai daerah ke Surabaya.
Melalui paduan lirik dan petikan gitar yang diunggah, Silampukau seakan bukan hanya merekam suasana Surabaya, juga mengajak pendengarnya untuk merenungi kembali segala kemajuan yang terjadi di Surabaya. Misalnya pada lagu berjudul Malam Jatuh di Surabaya, pendengar diajak untuk merenungi, bahwa di balik segala kemajuan, orang-orang justru semakin jauh dari Tuhan. Hal itu bisa dimaknai melalui petikan lirik “Maghrib mengambang. Lirih dan terabaikan. Tuhan kalah di riuh jalan.”.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lagu berjudul lagu Bola Raya pun demikian. Gedung-gedung menjulang sebagai tanda pembangunan di Surabaya, ternyata menyisakan duka bagi para pesepak bola jalanan, khususnya anak-anak. Mereka yang biasa bermain bola di lapangan, harus merelakan kebiasaan itu demi pembangunan gedung-gedung yang terus digalakkan.
Dengan demikian, Silampukau sebagai band yang telah lama berdiri, patut untuk dilirik oleh para pengamat musik di Indonesia. Ketika arus musik bertema cinta semakin marak, Silampukau justru menawarkan hal baru. Mendengarkan lagu silampukau, berarti berusaha untuk mengenal kembali kesederhanaan yang mungkin hilang di tengah arus globalisasi yang sedang berlangsung saat ini.