Info Gempa Palsu dari USGS Membuat Kepanikan

22 Juni 2017 16:16 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi (Foto: YouTube/ENDAS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi (Foto: YouTube/ENDAS)
ADVERTISEMENT
Info gempa yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti United State Geological Survey (USGS) pasti akan langsung dipercaya. Apalagi isinya soal gempa berkekuatan 6,8 magnitudo. Namun apa yang terjadi bila ternyata peringatan gempa itu palsu belaka?
ADVERTISEMENT
Ya, fenomena ini terjadi di Amerika Serikat. USGS mengeluarkan informasi di internet tentang adanya gempa berkekuatan 6,8 magnitudo dengan titik pusat gempa berjarak 10 mil bagian barat Santa Barbara, California.
Banyak pengguna internet yang langsung menyebarkan informasi tersebut. Bahkan tak sedikit yang merasa panik. Beberapa orang mengontak langsung keluarga mereka di California untuk memastikan kondisi sebenarnya.
Tapi ternyata, peringatan gempa itu adalah sebuah kesalahan. “Gempa itu memang terjadi, tapi pada tahun 1925,” kata peneliti dari USGS Rafael Abreu, seperti dilansir AP, Kamis (22/6).
Warga setempat tidak merasakan apa pun. Padahal seharusnya, dengan kekuatan gempa seperti itu, bisa dirasakan oleh banyak orang.
Kesalahan peringatan ini muncul karena para peneliti sedang melakukan riset untuk mencari ulang lokasi pusat gempa yang terjadi pada tahun 1925. Kala itu, ada beberapa gedung yang rusak dan 13 orang tewas. Entah bagaimana, proses riset malah membuat peringatan baru yang muncul lewat email.
ADVERTISEMENT
“Peringatan itu diinterpretasikan secara salah oleh perangkat lunak kami pada saat itu. Kami sedang bekerja untuk memperbaikinya,” kata perwakilan USGS.
Sejumlah media yang mengabarkan berita gempa itu juga sempat dibuat heboh. Apalagi media yang menggunakan sistem otomatis update yang terhubung dengan perangkat USGS, salah satunya adalah Los Angeles Times.
“Kami punya algoritma yang otomatis menulis berita soal gempa berdasarkan peringatan USGS,” tulis Times.
“Tapi USGS ternyata salah,” sambung akun twitter resmi LA Times.