Masalah Pinokio

Lifeatkumparan
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2018 0:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masalah Pinokio
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis awam saya, apa yang terjadi pada Mba Ratna ada dua. Pertama, mempertahankan perasaan enaknya diperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Kedua, terjebak dalam labirin kebohongan yang tak bisa ditahannya.
ADVERTISEMENT
Situasi Pertama
Ratna menjalani operasi sedot lemak pipi di RS Bina Estetika. Tak banyak yang tahu soal ini, kecuali sang asisten (terlihat dari CCTV polisi). Lalu keesokan harinya, dia terbangun dalam kondisi lebam dan bengkak di sekujur muka. Kepercayaan dirinya hilang. Apalagi beberapa pekan kemudian dia harus ke Cile, menerima penghargaan.
Saat pulang, Ratna bingung harus menjelaskan apa ke anak-anaknya soal kondisi wajahnya itu. Dia bisa saja cerita baru menjalani operasi sedot lemak. Tapi mungkin alasan itu bisa membuatnya malu. Atau mungkin ada alasan lain yang kita tidak tahu. Bisa jadi anaknya tidak setuju dengan operasi itu, tapi Ratna tetap melakukan hingga akhirnya harus berbohong.
Dia akhirnya mengaku dipukul. Namun ternyata mengaku dipukul adalah alasan yang tidak bisa diterima begitu saja. Bukan alasan yang bisa berdiri sendiri. Ada pertanyaan lanjutan yang harus dijawab: Siapa pelakunya? Bagaimana kejadiannya? Motifnya apa? Di mana lokasinya? Kenapa tidak lapor polisi? dll.
ADVERTISEMENT
Dia harus memutar otak, mengarang cerita, dan membuat alibi dalam waktu cepat. Hingga yang terpikir adalah cerita hoaks terbaik di negeri ini: dipukuli di halaman parkir bandara Husein Sastranegara oleh 3 orang saat hendak menghadiri konferensi internasional, lalu tak melapor polisi karena diancam.
Dalam situasi ini, mungkin Ratna merasakan efek buruk dan efek baik pada dirinya.
Efek buruk, dia harus mengarang cerita, tetap konsisten pada cerita itu dari awal cerita ke anak sampai ke orang lain. Ini adalah hal yang sulit. Berdasarkan teori tentang kebohongan dari Zuckerman et al, orang yang berbohong harus berpikir sangat keras. Apalagi sampai membuat cerita palsu soal pemukulan, dikaitkan dengan foto di rumah sakit, sampai kronologi. Tak heran, sulit bagi orang yang berbohong untuk berbicara secara lancar tanpa jeda karena harus berpikir ekstra keras demi argumennya.
ADVERTISEMENT
Efek baiknya, dia mendapatkan perhatian dari banyak orang, mulai dari keluarga sampai kolega. Ini rasa yang menurut saya jadi faktor penghalang Ratna untuk jujur sedari awal.
Mendapakan perhatian berlebih dari anak, keluarga, dan kolega adalah sebuah hal yang menyenangkan. Dia tak mau lepas dari ekstase itu begitu cepat. Apalagi, gelombang dukungan semakin hari semakin banyak. Bahkan ada yang sudah berniat demo, mungkin sampai berjilid-jilid, menuntut keadilan bagi Ratna. Belum lagi, ada yang sampai memberinya posisi yang setara dengan Cut Nyak Dien, entah bagaimana dasarnya.
Ratna mengakui ada pergolakan batin pada dirinya. Pertarungan setan dan malaikat. Hingga pada akhirnya, setan yang menang.
Situasi Kedua
Setelah kalah dalam pertarungan melawan setan, Ratna terpaksa harus melewati labirin kebohongan yang sangat panjang. Tak ada jalan untuk berhenti, selain terus membuat kebohongan baru. Kata peneliti, ini disebut masalah Pinokio.
ADVERTISEMENT
Pinokio mau tak mau harus membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan lama. Dari awal hanya cerita ke anak soal pemukulan, saat banyak orang bertanya, kebohongan baru terpaksa harus dibuat. Mulai dari konferensi internasional, tak sempat check in ke bandara, dirawat di rumah sakit, anak diteror, dan lainnya.
Teorinya: kebohongan sederhana, bisa jadi berkembang ke dalam kebohongan yang kompleks dan serius. Bahkan dalam kasus ini, menjadi tidak terkendali dan memicu persoalan sosial. Spekulasi sudah bermunculan. Ada kelompok yang sudah menabuh genderang perang. Ada yang sudah membuat tudingan serius ke kelompok lainnya.
Akhirnya, Mba Ratna harus mengakui semua kebohongan karena sudah terpojok oleh bukti-bukti polisi. Sekarang dia harus masuk penjara. Semua kena getahnya. Mulai dari keluarga sampai calon presiden yang diusungnya.
ADVERTISEMENT
Ini sudah tentu jadi pelajaran bagi kita semua. Betapa kebohongan bisa berdampak lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Bola salju kebohongan bisa terus membesar dan menggilas siapa pun di jalannya. Karena itu, sebelum jadi besar, harus dihentikan segera.
Sebagai penutup, saya tinggalkan Anda dengan beberapa kutipan menarik soal kejujuran dan kebohongan di bawah ini:
A lie can travel half way around the world while the truth is putting on its shoes. -Charles Spurgeon-
Truth is like the sun. You can shut it out for a time, but it ain't goin' away. -Elvis Presley-
People like to say that the conflict is between good and evil. The real conflict is between truth and lies. 
ADVERTISEMENT