Unsur LGBTQ dalam Marvel Cinematic Universe

Raden Muhammad Wisnu Permana
Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93
Konten dari Pengguna
19 September 2018 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raden Muhammad Wisnu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Marvel Cinematic Universe adalah franchise film superhero paling besar dari segi pendapatan dan yang paling populer di dunia saat ini, melebihi pesaingnya, yakni DC. 10 tahun ini Marvel Cinematic Universe telah membuahkan film-film fantastis yang tidak hanya disukai oleh para penggemar superhero saja, namun juga general audience (penonton umum) dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Puncak kesuksesan Marvel Cinematic Universe adalah ketika Avengers : Infinity War yang telah tayang beberapa bulan lalu mewabah di seluruh dunia dan mendapatkan respon yang amat sangat positif dari penonton dan para kritikus film.
ADVERTISEMENT
Dibalik kesuksesan Marvel Cinematic Universe, ada satu hal yang membuat saya khawatir. Bukan, bukan karena khawatir suatu saat nanti DC akan meruntuhkan kedigdayaan Marvel Cinematic Universe saat ini, bukan. Namun, saya khawatir dengan pesan-pesan terselubung yang ada di Marvel Cinematic Universe yang akan merusak jalan cerita. Yang pada umumnya, tidak disadari oleh banyak orang.
Kevin Feige, selaku Presiden dari Marvel Studios saat diwawancarai oleh The Playlist mengkonfirmasi bahwa Marvel Studios akan bersedia untuk menggarap karakter LGBTQ di film selanjutnya. Feige sendiri mengatakan bahwa akan ada dua karakter LGBTQ yang bakal dimunculkan di film Marvel Cinematic Universe. (https://theplaylist.net/kevin-feige-lgbtq-marvel-universe-20180625/)
Sebelumnya, Marvel Cinematic Universe memang sedang dilanda kasus dimana sutradara Guardians of The Galaxy, James Gunn yang terlibat kasus cuitan pedofillia. Banyak serangan dari netizen yang akan mengancam akan memboikot Disney jika Marvel Cinematic Universe masih mempertahankan James Gunn. Ini hal yang penting, mengingat Disney selaku pemilik Marvel Studios adalah salah satu studio yang sangat digandrungi anak-anak. Tanpa kita sadari, ada juga beberapa pesan terselubung di Marvel Cinematic Universe, yaitu:
ADVERTISEMENT
Kevin Feige mengatakan bahwa akan ada dua karakter yang akan menjadi bagian dari LGBTQ, dan dia mengatakan bahwa satu karakter merupakan karakter yang familiar, satu karakter lagi merupakan karakter yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Baik, mari kita analisa karakter-karakter yang disinyalir adalah bagian dari LGBTQ yang sudah hadir dan yang akan hadir dalam Marvel Cinematic Universe.
ADVERTISEMENT
Steve Rogers alias Captain America bisa saja orientasi seksualnya tidak normal, padahal yang selama ini kita lihat orientasi seksualnya straight. Jadi, Steve Rogers dan Bucky alias sang winter soldier bisa saja merupakan sepasang yang walaupun hanya digambarkan sebagai sepasang bromance saja. Bahkan, ada petisi di internet yang meminta agar Captain America itu dibuat gay. Steve Rogers di masa lalu sering sekali ditolong Bucky saat dirundung. Yang kebetulan sama seperti adegan di film Imitation Game yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch yang dimana ada adegan tidak terduga ketika Alan Turning merupakan seorang gay dan mencintai teman-nya yang sering menolongnya saat ia dirundung.
Karakter perempuan yang baru muncul di film Thor : Ragnarok, ini memang sudah menunjukkan karakter seorang biseksual. Di dunia nyata, sang pemeran Valkyrie pun, Tessa Thompson memang seroang biseksual. Bahkan ada satu adegan yang menunjukkan bahwa Valkyrie merupakan sosok biseksual. Di komiknya sendiri Valkyrie merupakan sosok lesbian. Dalam wawancara-nya bersama Rolling Stones, Tessa Thompson mengatakan bahwa ia tertarik memerankan Valkyrie karena Taika Waititi, sutradara Thor: Ragnarok memberitahu kepadanya bahwa Valkyrie merupakan biseksual. Tapi pada akhirnya, Taika memutuskan untuk memotong adegan tersebut karena dinilai terlalu vulgar.
ADVERTISEMENT
Captain Marvel alias Carol Danvers akan dipernkan oleh Aktris yang sudah terbukti kualitasnya lewat piala Oscar, yaitu Brie Larsson. Dan ada faktor yang dapat membuat MArvel Cinematic Universe menjadikan Captain Marvel menjadi seorang lesbian, yaitu karena desakan dari para Social Justice Warrior, dimana saat ini sudah amat kental unsur-unsur social justice warrior dalam promosi Captain Marvel di dunia maya, seperti poster di atas. Di komiknya Captain Marvel tidak ditampilkan dengan orientasi seksual yang menyimpang, tapi tidak tahu bagaimana di filmnya kelak. Marvel Cinematic Universe sangat berbeda dengan penggambaran di komik, terbukti dalam 10 tahun ini begitu banyak yang berbeda.
Apa sih Motivasi Marvel Cinematic Universe?
ADVERTISEMENT
Mengapa Marvel Studios melakukan ini semua? Saya masih bisa memaklumi jika karakter LGBTQ dimasukan dalam film jika itu memang asli dari komiknya seperti itu. Tidak lain dan tidak bukan adalah gerakan Social Justice Warrior yang menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak sosial manusia seperti kesetaraan gender, diskriminasi, orientasi seksual, hanya saja dengan yang ekstrim. Contohnya seperti Al-Qaeda, Isis, atau Nazi.
Gerakan Social Justice Warrior SJW ini gembar - gembor dan meminta bahwa unsur SJW agar segera dimasukkan ke dalam fil -film Marvel, karena mereka melihat "celah" yang dapat ditanamkan. Sebelumnya para Social Justice Warrior ini juga masuk dalam celah film Disney lainnya, waralaba Star Wars seperti Han Solo : A Star Wars Story dan The Last Jedi, dimana film tersebut benar - benar secara gamblang menyiratkan unsur - unsur social justice warrior, bahkan film Han Solo sudah dikontrol penuh oleh politisasi social justice warrior yang sudah mempengaruhi keseluruhan film.
ADVERTISEMENT
Film Superhero Jangan Sampai dijangkiti Social Justice Warrior!
Saya sendiri sudah mengikuti film-film bertema superhero dari dahulu hingga saat ini. Baik Marvel maupun DC hingga dalam bentuk anime. Dari zaman 1970an dimana Superman masih diperankan oleh Christopher Reeves hingga Ben Afflect yang menjadi The Dark Knight of Gotham City. X-Men di film, yang digarap oleh Fox kental mengkampanyekan pesan moral tentang diskriminasi sosial di Amerika Serikat sana sejak awal kemunculannya, namun mereka menggambarkannya dengan sangat indah. Deadpool 2 pun mengparodikan social justice warrior yang memuat adengan lesbian, tapi tidak dibuat sebagai sarana promosi bahwa "being LGBTQ is the future of the world". Dan yang paling penting, Black Panther, pun kental akan unsur "black people". Namun dibuat tanpa harus meneriakan "black people" tanpa dikotak-kotakan bahwa film ini hanya untuk orang-orang berkulit hitam. Film Wonder Woman juga sama. Tidak ada promosi "female is the future" yang terkesan menjijikan seperti pada poster film Captain Marvel yang beredar luas di jagat dunia maya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, saya sendiri tidak ada masalah pribadi dengan orang-orang LGBTQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Questinoable). Questionable disini adalah orang-orang yang belum tahu orientasi seksualnya. Apakah dia straight, yakni menyukai lawan jenis, menyukai sesama jenis, atau keduanya. Saya menghormati mereka, kaum LGBTQ selama mereka menghargai saya. Mereka yang berbeda adalah bagian dari kita. Unity in diversity. Dan, jikalau mereka berdosa, biarlah itu ditanggung oleh mereka. Mereka, kita, dan saya sudah tahu bagaimana konsekuensinya di dunia dan akhirat. Biarlah seluruhnya ditanggung masing-masing individu.
Saya hanya tidak ingin film-film superhero kesukaan saya dari masa anak-anak dimasukan unsur-unsur politis oleh mereka, yang akan merusak jalannya cerita, dan merusak keasyikan saya dalam menonton film-film tersebut. Saya tidak peduli, jika anak-anak tidak berdosa lebih cepat mengetahui realitas dunia sesungguhnya, bahwa di dunia ini ada pembunuhan, ada orientasi seksual yang berbeda, dan manusia saling menjatuhkan satu sama lain untuk uang dan kekuasaan, karena itu adalah satu realitas yang tidak bisa dicegah dan sudah merupakan kodratnya. Seperti DC yang terang-terangan "dark and violence", dan tidak ada unsur menyenangkan dalam cerita-ceritanya.
ADVERTISEMENT