Bagaiman Pendidikan Indonesia Saat Ini Di Tengah Pandemi Covid-19

radenyenifitriyani
Mahasiswa Uin Jakarta jurusan Pendidikan matematika semester 1
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2020 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari radenyenifitriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Covid-19 telah membuat wajah dan masa depan pendidikan kita semakin tak memungkinkan. Sekolah mulai dari SD sampai ke perguruan tinggi. Namun di sisi lain ada hal baik yang harus dilakukan dengan tetap melaksanakan aktivitas/proses belajar mengajar dengan segala keterbatasan falisitas dan keberagaman kompetensi personal yang dimiliki seluruh dunia
ADVERTISEMENT
Adanya musibah Covid-19 ini, menimbulkan pendidikan kita seperti dipaksa untuk berubah, bukan saja model pembelajaran, tetapi juga menginspirasi tentang orientasi.
Fakta ini menuSenjukkan, bahwa nampaknya pemerintah khususnya kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud) memang tidak siap dengan situasi pandemi ini. Padahal sudah sejak lama melalui ruang-ruang kelas sekolah formal dan forum-forum workshop juga seminar memperkenalkan dan mengajarkan tentang E-Learning.
Mengutip laporan The Need for a Pivot to Learning: New Data on Adult Skills, para pemuda Jakarta berusia 25-26 tahun, imbuhnya memiliki kemampuan literasi lebih rendah dari lulusan SMP di Denmark. Dari laporan tersebut, dirinya mengambil kesimpulan bahwa pendidikan di Indonesia belum membaik.
Tapi dalam medan tempur melawan pandemic Covid-19 ini, Kemdikbud seolah bingung dengan kehabisan daya kreasi untuk mengahadirkan pembelajaran yang tidak hanya inovatif tapi juga memastikan semua pendidikan dapat tercapai meski dalam situasi pandemi seperti sekarang. Hal ini menjadi satu parameter bahwa teori yang diajarkan di sekolah kebanyakan hanyalah sebuah narasi ceramah bahkan tanpa aplikasi.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya Covid-19 yang membuat wajah dan masa depan pendidikan kita menjadi tidak memungkinkan belajar mengajar tidak kondusif. Bukan baru hari-hari ini saja, kita mengeluhkan realitas pendidikan kita. Tapi sudah sejak lama permasahalan pendidikan kita di Indonesia belum terselesaikan mulai dari permasalahan pendidikan yang muncul dari perspektif sistemnya sampai permasalahan pendidikan yang muncul sebagai suatu sistem yang kompleks.
Sederhananya pendidikan di Indonesia melalui lembaga sekolah juga kampus seolah senang terus berada pada zona nyaman hanya menjadi menara gading yang terus bersolek dengan hal-hal yang aksidental saja, seperti lebih banyak disibukkan dengan program mempercantik bangunan infrastruktur sekolah/kampus, tetapi justru Nampak aktivitas baik secara kuantitas maupun kualitas, yang mengarahkan kepada pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional itu sendiri sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1 bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
ADVERTISEMENT
Memperindah dan mempercantik gedung sekolah lengkap dengan penyempurnaan fasilitas pembelajarannya bukanlah hal yang salah dan tidak penting dilakukan. Namun yang sangat fatal bila pemerintah lupa akan substansi pendidikan itu sendiri yaitu sebagai sarana untuk memanusiakan manusia atau dengan terminologi lain bahwa tujuan puncak pendidikan adalah melahirkan insan kamil atau Manusia Paripurna yang sekali lagi bukan hanya diukur dari kualitas ilmu pengetahuan (kognitif) dan skill (psikomotor) saja. Namun juga lebih kepada aspek moralitas (afektif) yang mesti kuat dan kokoh sebagai modal menjadi Manusia Seutuhnya, mempertegas Indentitas Kemanusiaan sebagai Manusia Indonesia.
Jika eksistensi lembaga pendidikan di Negeri ini masih seperti menara gading yang berjarak dengan realitas politik, ekonomi dan sosial budaya kehidupan masyarakat, lalu apa artinya Negara mengkampanyekan narasi tentang Revolusi Industri 4.0, apakah narasi ini sebenarnya justru sebagai dalih untuk menghambakan pendidikan kepada kekuatan dan kepentingan Kapitalis Global?
ADVERTISEMENT
Negara membicarakan Revolusi Industri 4.0 saat ini seperti mimpi di siang bolong. Sebab Negara, sekali lagi masih diperhadapkan dengan segudang permasalahan pendidikan dengan kompleksitas yang akut diantaranya adalah masalah perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi seluruh warga negara, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan dengan tuntutan kehidupan, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, pengembangan kebudayaan Nasional (local wisdom/kearifan local) agar indentitas Bangsa ini tidak habis ditelan oleh hegemoni budaya asing, dan yang tidak kalah pentingnya adalah masalah pembinaan generasi muda sebagai generasi pelanjut tongkat estafek kepemimpinan Nasional.
Permasalahan-permasahan inilah yang sejatinya menjadi Program Utama dalam upaya Pengembangan Pendidikan di Indonesia. Jika perhatian Pemerintah luput dari program utama pengembangan pendidikan Nasional ini, sudah dapat dipastikan bahwa generasi bangsa ini secara perlahan tapi pasti akan tergerus oleh roda kemajuan zaman, genarasi bangsa ini hanya akan menjadi genarasi yang latah, konsumeris akut tanpa sedikitpun daya produksi. Dan jika keadaan ini terjadi maka bukan angin segar bonus demografi di tahun 2045 yang akan diperoleh oleh Negara melainkan bencana demografi yang terjadi. Kenapa? Karena generasi mudanya tak unggul dan tak mampu bersaing era Revolusi Industri 4.0 yang penuh dengan akselerasi dan kecepatan yang tinggi (disruption).
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya Pemerintah bangun dari tidur panjangnya, sadari bahwa pendidikan kita sedang terpuruk, contoh yang paling nyata adalah kualitas pendidikan Indonesia masih kalah bersaing dengan kualitas pendidikan di Negara serumpun seperti Malaysia terlebih Singapura.
Rendahnya kualitas/mutu pendidikan ini sebagai alamat bahwa pendidikan kita tak lagi mampu menjadi komponen penentu terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhai oleh Allah Swt, tatanan Bangsa dan Negara yang dicita-citakan oleh para pendiri (founding fathers).
Pendidikan Indonesia sangat terpuruk dan menterbelakangi masalah, sebab jika ditinjau secara substansial Negara tidak lagi menjadikan Pancasila sebagai paradigma atau landasan filosofis dan moral etis dalam penyelenggaaan pendidikan.
Tujuan dibuatnya artikel untuk persyaratan ujian akhir semester 1 mata kuliah bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dosen : Syihaabul Hudaa