Komunitas Sepedah Moenceli: Tetap Gowes Rutin Meski Sedang Pandemi

rafipramanaa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2019
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2020 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rafipramanaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunitas Sepeda Moenceli sedang berfoto bersama.
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Sepeda Moenceli sedang berfoto bersama.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita ketahui, Covid-19 banyak sekali merubah tatanan kehidupan manusia pada saat ini. Dari pola hidup, hingga kebiasaan sehari-hari. Perubahan ini juga didukung oleh pemerintah yang mengeluarkan protokol kesehatan seperti, selalu memakai masker, selalu menjaga jarak, dan membawa handsanitizer. Dari sekian banyak perubahan yang terjadi saat pandemi ini, perubahan yang paling terlihat adalah bertambahnya pengguna sepeda dan komunitasnya, salah satunya adalah komunitas sepedah Moenceli.
ADVERTISEMENT
Moen Cape Liren atau biasa disingkat menjadi Moenceli, adalah komunitas sepedah yang berada di daerah Sumanding Wetan, Kota Banjar, Jawa Barat. Menurut Amas Koswara, salah satu pelopor berdirinya komunitas Moenceli, mengatakan, komunitas ini dibentuk tanggal 2 Februari 2020 dengan anggota yang masih 8 orang.
“Dulu bikin Moenceli itu tanggal 2 Februari tahun ini, waktu itu saya dan beberapa tetangga saya yang sering bersepeda bersama, iseng membuat komunitas ini, kami meresmikan komunitas ini dengan mengadakan acara potong tumpeng,” terang Amas, Jum’at (30/10).
Dirinya menjelaskan bahwa, Moenceli itu singkatan dari kata bahasa sunda 'Moen Cape Liren', yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu 'Jika Lelah Istirahat'.
Logo Komunitas Moenceli
“Iya benar, kita kepikiran ngasih nama itu karena hal tersebut mencerminkan perilaku kita saat sedang bersepeda, mun cape liren,” ucapnya sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, anggota komunitas Moenceli semakin bertambah dan semakin dikenal di daerah Sumanding Wetan. Menurut Amas, dirinya juga tidak percaya komunitas Moenceli bisa menjadi besar seperti sekarang, padahal dahulu dirinya ingat hanya ada 8 orang yang ada di komunitas ini, tapi sekarang sudah hampir mencapai 40 orang.
‘’Saya juga kaget, seiring berjalannya waktu , komunitas ini semakin berkembang. Dari kita membuat logo, membuat sticker, sampai sampai kita sudah membuat 3 baju komunitas yang bisa kita pakai saat bersepeda bersama,” ujarnya.
Moenceli memiliki kegiatan rutin setiap minggunya, yaitu bersepeda bersama pada hari minggu. Mereka bersepeda mulai dari jam 07.00 hingga jam 12.00 WIB. Di masa pandemi pun mereka tetap menjalankan rutinitas mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut Amas, meskipun mereka tetap menjalankan rutinitas seperti biasanya, mereka tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah Kota Banjar, seperti menjaga jarak, membawa masker, membawa handsanitizer, dan selalu mencuci tangan dimanapun mereka berada. Dirinya juga mengatakan, Moenceli pernah melakukan kegiatan besar, yaitu bersepeda dari Kota Banjar menuju Pantai Pangandaran.
“Pada saat itu, kami ingin mencoba rute yang sangat jauh, mengingat pada saat itu sedang masa pandemi, kami pikir jalanan tidak terlalu ramai, dan akhirnya kami sepakat untuk bersepeda menuju Pantai Pangandaran yang berjarak sekitar 65 KM dari Kota Banjar. Dan tentu kami tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada,” jelasnya.
Komunitas Moenceli berfoto bersama di patung ikan Kota Pangandaran
Amas mengungkapkan, dirinya juga bersyukur telah membuat komunitas Moenceli ini. Karena dengan adanya komunitas ini di daerah Sumanding Wetan, dirinya bisa menjadi semakin dekat dengan warga yang lain.
ADVERTISEMENT
“Dulu saya cuma tau nama dan orang nya aja, ooh ini tuh si A, ini tuh si B. Tapi sekarang saya tau sikap dan perilaku mereka karena kita sudah dekat dan sering bertemu,” ucapnya.
Dirinya juga berharap, semoga komunitas Moenceli ini bisa terus berkembang dan menjadi semakin besar lagi.
“Iya semoga Moenceli semakin dikenal oleh banyak orang, sehingga komunitas ini bisa menjalin hubungan yang baik dengan komunitas sepeda lain yang ada di Kota Banjar, dan mungkin suatu hari nanti bisa mengadakan event besar bersama-sama,” ungkap Amas, Jum’at (30/10).