Apakah Banyak Air Selalu Tetap di Permukaan Bumi? Ini Jawabannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
20 Maret 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Apakah Banyak Air Selalu Tetap di Permukaan Bumi? Sumber: Pixabay/Yeskay1211
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Apakah Banyak Air Selalu Tetap di Permukaan Bumi? Sumber: Pixabay/Yeskay1211
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah banyak air selalu tetap di permukaan bumi? Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di pikiran, terlebih saat melihat lautan, atau saat melihat fenomena kekeringan yang membuat sulit mendapatkan air.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, air merupakan sumber energi yang selalu dibutuhkan manusia dalam menunjang berbagai kehidupan. Meski begitu, penggunaan air yang sangat banyak setiap harinya memunculkan kekhawatiran apakah banyak air selalu tetap di permukaan bumi.

Apakah Banyak Air Selalu Tetap di Permukaan Bumi?

Ilustrasi Apakah Banyak Air Selalu Tetap di Permukaan Bumi? Sumber: Pixabay/diego_torres
Secara ilmiah, air tidak akan berkurang ataupun bertambah. Dengan kata lain, air jumlahnya selalu tetap dari dulu hingga sekarang. Hanya saja, air bisa menjadi berbagai macam bentuk dan tersebar di seluruh dunia.
Banyaknya air yang selalu tetap di permukaan bumi berkaitan erat dengan terjadinya siklus air.
Dikutip dari buku Daur Air dan Peristiwa Alam, Ryzald Mahendra Putra (2023:12), siklus air adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.
ADVERTISEMENT
Siklus air juga dapat diartikan sebagai pergerakan molekul air dari permukaan bumi ke atmosfer dan kembali lagi. Dalam siklus ini, energi matahari memiliki peran besar dalam siklus air yang terjadi secara terus menerus, sehingga air di bumi tidak pernah habis.
Siklus air bermula saat terjadinya penguapan, yaitu ketika air berubah dari cair menjadi gas. Air dapat berasal dari samudera, lautan, maupun badan air lainnya. Penguapan yang terjadi dibantu oleh sinar matahari.
Sekitar 90% air yang menguap membentuk kelembaban di atmosfer, sedangkan 10% sisanya dilepaskan tumbuhan dalam bentuk transpirasi. Adapun sebagian kecil uap masuk ke atmosfer melalui sublimasi, yaitu perubahan dari padat (es atau salju) menjadi gas.
Setelah air berada pada atmosfer yang rendah, arus udara akan naik ke atas pada udara yang cenderung lebih sejuk. Udara yang dingin dari uap air cenderung membentuk awan, dan tetesan awan dapat menghasilkan presipitasi berupa hujan, salju, maupun hujan beku.
ADVERTISEMENT
Ketika curah hujan jauh di atas permukaan tanah, maka siklus air dimulai kembali. Sebagian air akan meresap ke tanah, sebagian lagi mengalir ke sungai dan tembus ke lautan. Siklus ini berlanjut terus menerus sehingga banyaknya air selalu tetap di permukaan bumi.
Demikian penjelasan mengenai apakah banyaknya air selalu tetap di permukaan bumi. Jawabannya adalah benar, karena bumi mengalami siklus air. (YAS)