Menilik Keberhasilan Angela Merkel dalam Menangani Pandemi COVID-19 di Jerman

Rahma Dewi Puspa Khairina
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
14 Juni 2021 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahma Dewi Puspa Khairina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Angela Merkel (depositphotos.com)
zoom-in-whitePerbesar
Angela Merkel (depositphotos.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 yang muncul di penghujung tahun 2019 dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk negara-negara di Eropa. Pada saat itu negara di sekeliling Jerman langsung mengalami lonjakan kasus positif COVID-19 dan hingga saat ini masih banyak negara di Eropa yang berusaha untuk lepas dari pandemi COVID-19 dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya kasus postif COVID-19 di dunia yang per tanggal 13 Juni 2021 telah mencapai 176 juta kasus dengan 3,8 juta kasus kematian.
Namun pandemi COVID-19 di Jerman nampaknya dapat diatasi dengan cukup baik di bawah kepemimpinan kanselir Angela Merkel karena pada tahun 2020 persentase kematian di Jerman hanya sebesar 3,1% dibandingkan negara sekelilingnya seperti Spanyol yang mencapai lebih dari 10% (Reksa, 2020).
Berikut gaya dan strategi penanganan pandemi COVID-19 yang dilakukan Angela Merkel yang dapat kita pelajari bersama.

Gaya Kepemimpinan Angela Merkel

Angela Merkel merupakan Kanselir wanita pertama di Jerman yang menjabat sejak tahun 2005 dan dikenal sebagai Kanselir yang tegas dan telah dipercaya oleh 75% orang dewasa di 14 negara Eropa. Selain sikapnya yang tegas, Merkel juga dapat dikategorikan sebagai pemimpin situasional karena ia berfokus pada pengikutnya dan memilih gaya kepemimpinan sesuai dengan kesiapan pengikutnya (Robbins, 2018).
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan sendiri merupakan suatu proses keterlibatan orang lain dalam membimbing, menyusun, dan memfasilitasi aktivitas dan hubungan dalam suatu kelompok atau organisasi (Yukl, 2008).
Gaya kepemimpinan situasional Merkel ditunjukkan melalui aksinya yang berani meminta maaf kepada publik karena peraturan yang membingungkan seperti upaya terbarunya dalam menutup bisnis dan membatasi pertemuan selama libur paskah. Peraturan tersebut kemudian mendapat kecaman dari masyarakat dan pelaku bisnis yang kemudian membuatnya membatalkan peraturan tersebut (Eddy, 2021).

Strategi Angela Merkel dalam Menangani Pandemi COVID-19 di Jerman

Strategi Angela Merkel dalam menangani Pandemi pertama kali terlihat dari kesigapannya merespons tuntutan masyarakat saat awal pandemi Covid-19 masuk ke Jerman. Pada saat itu pemerintah dirasa lamban dan tidak punya langkah antisipasi dalam menghadapi pandemi yang terjadi. Merespons hal tersebut kemudian Merkel secara mendadak mengadakan pidato resmi kenegaraan berkaitan dengan strategi darurat yang akan dilakukan. Pidato yang dilakukan Kanselir Merkel merupakan hal yang tidak lazim dilakukan karena biasanya Merkel hanya berpidato setahun sekali yaitu saat menjelang tahun baru (Susanto, 2020).
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Jerman dalam menekan angka kematian Covid-19 juga disebabkan oleh beberapa hal seperti (Bennhold, 2020):

1. Masifnya testing, tracking, dan tracing

Jerman melakukan testing dalam jumlah yang besar karena saat kasus pertama muncul, seluruh laboratorium telah mengumpulkan stok alat tes dan melakukan pengujian hampir sebanyak 350.000 setiap minggunya. Pengujian tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Pelacakan terhadap kasus yang ada juga dilakukan secara baik dengan langsung menutup fasilitas setelah hasil pengujian keluar.

2. Fasilitas kesehatan yang memadai

Ketersediaan fasilitas Kesehatan juga merupakan kunci dari minimnya angka kematian di Jerman karena sebelum kasus pertama muncul, Jerman sudah memiliki sekitar 28.000 tempat tidur untuk perawatan intensif dilengkapi dengan ventilator dan jumlah tersebut terus bertambah hingga saat ini.
ADVERTISEMENT

3. Kepercayaan masyarakat pada pemerintah

Aspek terakhir yang menyebabkan Jerman berhasil menekan angka kematian adalah karena masyarakat yang percaya sepenuhnya pada kepemimpinan Kanselir Angela Merkel. Merkel sendiri merupakan Kanselir yang memiliki latar belakang sebagai ilmuwan sehingga apa yang dikatakannya selalu berdasarkan sains.
Referensi:
Bennhold, K. (2020). A German Exception? Why the Country’s Coronavirus Death Rate Is Low. The New York Times. https://www.nytimes.com/2020/04/04/world/europe/germany-coronavirus-death-rate.html
Eddy, M. (2021). Merkel’s Latest Pandemic Challenge: Leading as a Lame Duck. The New York Times. https://www.nytimes.com/2021/04/01/world/europe/merkel-coronavirus-germany.html
Robbins, S. P. (2018). Essential of Organizational Behavior (Fourthteen). Pearson.
Susanto, S. R. (2020). Germany’s Strategy in Handling COVID-19: The Role of National Leadership Strength and The Maximization of Welfare State Continental System Support. Jurnal Global & Strategis, 14(2), 403. https://doi.org/10.20473/jgs.14.2.2020.403-420
ADVERTISEMENT
Yukl, G. (2008). Leadership in Organization (7th edition).
Reksa, A. F. A. (2020). Strategi di Balik Rendahnya Angka Kematian di Jerman (Edisi Khusus COVID-19, Bagian 9). LIPI. http://psdr.lipi.go.id/news-and-events/opinions/strategi-di-balik-rendahnya-angka-kematian-di-jerman-edisi-khusus-covid-19-bagian-ke-8.html