Pesona Media Sosial untuk Menarik Hati Publik dalam Program Vaksinasi Nasional

Rahma Dewi Puspa Khairina
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
5 Desember 2021 22:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahma Dewi Puspa Khairina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ayo Vaksin (Hasil Olahan Penulis, 2021)
Melonjaknya kasus positif Covid-19 pada pertengahan tahun lalu menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk lebih patuh menjalankan kebijakan dan program yang ditujukan untuk menangani pandemi Covid-19. Salah satu program yang saat ini gencar disosialisasikan oleh pemerintah ialah program vaksinasi yang telah dimulai sejak awal tahun 2021. Untuk meyakinkan publik, Presiden bersama dengan beberapa tokoh publik lainnya pun menjadi orang pertama yang mendapat suntikan vaksin Covid-19.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi yang telah dilakukan pertama kali oleh Presiden sebagai upaya untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat rupanya bukan tanpa kendala. Masih banyak masyarakat di luar sana yang ragu akan keamanan dari vaksin itu sendiri. WHO menyebutkan bahwa keragu-raguan akan vaksin merupakan salah satu dari 10 ancaman terbesar bagi kesehatan dunia (Wilson & Wiysonge, 2020). Keragu-raguan mengenai keamanan vaksin sendiri bukanlah fenomena baru pada dunia kesehatan, namun pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, penyebaran narasi anti-vaksinasi di media sosial menciptakan urgensi baru mengingat vaksinasi merupakan salah satu usaha untuk menangani pandemi yang terjadi.
Pemerintah mengerahkan berbagai cara untuk mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam program vaksinasi yang ditargetkan dapat menyentuh 70% penduduk Indonesia (Kominfo, 2021). Upaya yang dilakukan pemerintah dimulai dari mempermudah akses vaksin dengan menanggung sepenuhnya biaya vaksin, hingga sosialisasi massif yang dilakukan pemerintah bersama dengan banyak pihak melalui berbagai media.
ADVERTISEMENT
Penyosialisasian informasi tersebut kemudian dapat disebut juga diseminasi informasi. Berdasarkan Permenkominfo No.17/PER/M. KOMINFO/03/2009 tentang Diseminasi Informasi Nasional oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Bab I Pasal 1, Diseminasi Informasi Nasional merupakan penyebaran informasi secara timbal balik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota kepada masyarakat baik diminta atau tidak diminta, yang dapat dilakukan melalui media massa maupun bentuk media komunikasi lainnya dan/atau lembaga - lembaga komunikasi masyarakat (Wulainingrum, 2021).
Komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan publik dalam penerapan protokol kesehatan; mengedukasi publik mengenai keamanan dan efektivitas vaksinasi sehingga publik dapat lebih siap untuk divaksinasi; serta meyakinkan publik tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dan kesediaan vaksinasi untuk mempercepat penanganan pandemi.
ADVERTISEMENT
Media sosial kemudian menjadi salah satu platform unggulan pemerintah untuk menyosialisasikan program vaksinasi karena terhitung mudah diakses oleh masyarakat indonesia mengingat 170 juta atau 61.8% dari seluruh penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial dan rata-rata menghabiskan 8 jam waktunya untuk berselancar di internet (Hootsuite, 2020).
Dalam menyosialisasikan informasi ke media sosial, tentunya pemerintah menggunakan sesuatu yang dinamakan strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan pendekatan dan cara komunikasi untuk menyampaikan informasi pada publik mengenai isu kebijakan dan program tertentu secara efektif dan efisien. Strategi tersebut perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi konten yang akan disampaikan kepada publik, media apa yang akan digunakan dalam penyampaian konten, serta target audiens yang akan menerima konten tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyampaian informasi pada publik dikatakan optimal jika dapat dipahami oleh publik dan audiens dapat merenspons materi atau konten yang disampaikan sesuai dengan harapan pembuat konten. Pada komunikasi publik ini juga sangat diharapkan terjadinya komunikasi dua arah yang diperoleh dengan meningkatkan engagement. Peningkatan engagement ini dapat diperoleh salah satunya dengan melibatkan influencer untuk menguatkan amplifikasi pesan yang disampaikan terutama mengenai vaksinasi (Komisi Informasi Pusat, 2020).
Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan angka partisipasi publik pada program vaksinasi sejauh ini telah menghasilkan dampak yang cukup signifikan karena angka vaksinasi terus meningkat jika per-tanggal 29 Juni 2021 baru sekitar 28.304.777 masyarakat yang melakukan vaksinasi (Liputan6, 2021). Kini per-tanggal 3 Desember 2021, telah meningkat menjadi 98.046.834 masyarakat yang telah medapatkan vaksin dosis kedua (covid19.go.id, 2021).
ADVERTISEMENT
Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi publik menurut Steffens et al (2020) juga dianggap cukup efektif dalam menjangkau dan meningkatkan partisipasi publik karena aksesnya langsung dan cepat kepada khalayak dimanapun mereka berada berbeda dengan media lain yang mungkin memerlukan waktu lebih lama. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih rendah dengan peluang interaksi dan kemudahan mencapai target audiens yang lebih tinggi.
Oleh karena itu pemerintah dapat terus memaksimalkan penyosialisasian vaksinasi melalui media sosial dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki hingga akhirnya dapat mencapai herd immunity nasional.
Referensi:
Hootsuite, W. are social and. (2020). Digital 2020: Global Digital Overview. Https://Wearesocial.Com/Blog/2020/01/Digital-2020-3-8-Billion-People-Use-Social-Media. https://datareportal.com/reports/digital-2020-global-digital-overview
kemkes.go.id & covid19.go.id. (2021). Data Vaksinasi COVID-19 (Update per 3 Desember 2021). Covid19.Go.Id. https://covid19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-covid-19-update-3-desember-2021
ADVERTISEMENT
Kominfo. (2021). Target Vaksinasi 70% Penduduk, Menkominfo: Butuh Kolaborasi Lebih Masif. Kominfo.Go.Id. https://kominfo.go.id/content/detail/35518/siaran-pers-no-238hmkominfo072021-tentang-target-vaksinasi-70-penduduk-menkominfo-butuh-kolaborasi-lebih-masif/0/siaran_pers
Komisi Informasi Pusat. (2020). Strategi Komunikasi Publik dalam mendukung Vaksinasi Covif-19. 2020. https://ppid.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/Strategi-Komunikasi-Publik-dalam-Mendukung-Program-Vaksinasi-update-201220-Fredy-Tulung.pdf
Liputan6. (2021). Update 29 Juni 2021: 28.304.774 Orang di Indonesia Sudah Divaksinasi Covid-19. Liputan6.Com. https://www.liputan6.com/news/read/4594535/update-29-juni-2021-28304774-orang-di-indonesia-sudah-divaksinasi-covid-19
Steffens, M. S., Dunn, A. G., Leask, J., & Wiley, K. E. (2020). Using social media for vaccination promotion: Practices and challenges. Digital Health, 6, 1–9. https://doi.org/10.1177/2055207620970785
Wilson, S. L., & Wiysonge, C. (2020). Social media and vaccine hesitancy. BMJ Global Health, 5(10), 1–7. https://doi.org/10.1136/bmjgh-2020-004206
Wulainingrum, H. (2021). EVALUASI DISEMINASI INFORMASI VAKSINASI COVID-19 MELALUI MEDIA SOSIAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. In dan T. K. Heni Indrayani, Rita Nurlita (Ed.), Komunikasi dan Kehumasan Dinamika dan Strategi Humas Pemerintah di Indonesia (p. 72). Iprahumas Indonesia. https://iprahumas.id/po-content/uploads/Proceeding_Iprahumas_2021.pdf
ADVERTISEMENT