Hari Ibu dan Pendidikan dari Rumah

Konten dari Pengguna
30 Desember 2019 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rahmathul Dilfa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hari Ibu dan Pendidikan dari Rumah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Rahmathul Dilfa
Guru SDN Tanjung Medan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu, kita memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember. Dalam peringatan tersebut penting kita melihat kembali bagaimana peran ibu memperkenalkan pendidikan dan membangun karakter kepribadian seorang anak.
Sejumlah hasil riset menunjukkan pentingnya peran pendidikan dari rumah, atau orang tua terutama ibu untuk membentuk perilaku dan sikap anak. Studi Ceka dan Murati (2016) misalnya menunjukkan lingkungan keluarga mempengaruhi orientasi belajar anak dan kepribadian anak. Begitu juga studi Dogruer (2014) menemukan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap keberhasilan anak. Studi tersebut juga menunjukkan ibu sangat mempengaruhi kemampuan matematika seorang anak. 
Beberapa studi lainnya juga menunjukkan pentingnya faktor keluarga dan orangtua dalam perkembangan pendidikan anak. Studi Kean (2005) menunjukkan faktor status sosial dan ekonomi orangtua, khususnya latar belakang pendidikan dan pendapatan secara tidak langsung mempengaruhi pencapaian peserta didik. Sejumlah literatur juga mengonfirmasi pentingnya pendidikan orang tua terhadap keberhasilan anak. 
ADVERTISEMENT
Mengingat pentingnya peran keluarga dan orang tua, pemerintahan sudah merancang program “1000 Hari Pertama Kehidupan Anak” yang dimulai sejak terjadinya pembuahan sampai anak berusia 2 tahun. 1000 hari pertama tersebut akan sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak. 
Akses ke Pendidikan
Peningkatan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses publik kepada pendidikan tampak dari meningkatkan alokasi APBN terhadap pendidikan. Bila dilihat sejak tahun 2015, ada tren kenaikan APBN kepada pendidikan. Yaitu sebesar 409,1 triliun pada 2015, 2016 sebesar 419,2 triliun, 2017 (416,1 triliun), 2018 (444,1 triliun) dan 2019 (492,5 triliun). Pemerintahan Jokowi juga menargetkan sebanyak 20,1 juta jiwa tersentuh Program Indonesia Pintar, sasaran BOS sebesar 57 juta jiwa, pembangunan/rehab sekolah (56,1 ribu) dan 471,8 ribu orang mahasiswa dalam Program Bidik Misi (www.kemenkeu.go,id).
ADVERTISEMENT
Dari sisi pencapaian, data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id) menunjukkan tren peningkatan setiap tahun dari tahun 2010 sampai 2018. Dalam 8 tahun terakhir, rata-rata IPM Indonesia meningkat hampi 6 poin, dari 66,53 pada tahun 2010 dan 71,39 pada tahun 2018. Begitu juga rata-rata lama sekolah mengalami tren peningkatan setiap tahunnya, dari 2010 ke 2018. Pada tahun 2010, rata-rata lama belajar yaitu 7,46 tahun dan 8,17 tahun. 
Ilustrasi ibu mengajari anak menulis Foto: Shutterstock
Penutup
Dari sisi kebijakan anggaran, sudah ada usaha pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan masyarakat. Selain faktor kebijakan di dunia pendidikan (seperti desain kurikulum, peningkatan kapasitas guru, dan modernisasi fasilitas pendidikan), penting juga kiranya dirancang program interaksi antara sekolah dan orangtua.
ADVERTISEMENT
Beberapa program sebenarnya sudah ada misalnya, terbentuknya Komite Sekolah yang menjembatani hubungan orang tua dan sekolah. Namun, program Komite Sekolah sebagian besar banyak dirancang secara mandiri oleh anggota komite. Menurut saya perlu ada kebijakan nasional yang secara khusus meningkatkan interaksi sekolah dan orang serta meningkatkan pengetahuan orang tua terhadap cara-cara pendidikan dari rumah. Mengingat banyak hasil riset menunjukkan pendidikan dari rumah sangat menentukan perkembangan dan keberhasilan anak.
Semoga Menteri Nadiem punya konsen yang sama untuk meningkatkan peran keluarga dalam menciptakan iklim pendidikan dari rumah***