
Saya tahu ada yang salah ketika kang Tisna menanyakan usia saya. Pertanyaan personal seperti ini jarang muncul, sekalipun ritual kami sudah berjalan beberapa tahun. Setiap saya ke Bandung, kang Tisna akan mengajak saya ngopi pagi-pagi buta di studionya. Karena rekan kerjanya belum ada yang bangun, kami bisa bicara sekian jam tanpa gangguan. Percakapan kami biasanya mentok di seputaran gosip skena musik atau fafifu pergerakan. Tapi sesuatu berbeda pagi itu.
Baru semalam ribuan massa mengepung kantor LBH Jakarta setelah sebuah acara yang dianggap menggembar-gemborkan isu komunisme. Keadaannya genting dan kami berdua hanya bisa termangu dari jauh. Sesepuh penyintas pembantaian 65, peserta yang hadir, pengisi acara, banyak di antaranya teman kami, terjebak semalaman dalam gedung LBH. Pojokan kecil di pusat ibu kota itu hampir saja membara.
Kami marah, juga heran. Tapi lebih dari apa pun, kami bersedih.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814