
Segala yang disentuh sepupu saya berubah jadi emas. Mungkin itu kutukan yang harus ia tanggung.
Kami pertama akrab ketika remaja. Kala itu, saya masih separuh menggenggam cita-cita jadi Ahmad Dhani dan baru coba-coba jadi penulis. Namun sepupu saya sudah yakin ingin hidup sebagai fotografer. Ia gemar berkeliling kota—entah dengan ponsel atau tustel—untuk berburu subyek foto yang termutakhir. Dan setiap kali ia memamerkan hasil karyanya pada saya, mata saya terbelalak. Kami sama-sama baru berumur belasan, tapi ia sudah jauh lebih mapan dalam bidangnya ketimbang saya.
Bakat ini menurun dari bapaknya. Beliau fotografer legendaris yang kehadirannya saja bisa bikin juru foto senior tanah air terberak-berak. Saat bapaknya sedang beredar, teman burjonya adalah kurator, seniman grafis, dan fotografer paling tokcer seantero negeri. Lewat tongkrongan ini, sepupu saya bisa menyusup ke galeri-galeri ngetop segampang panitia. Kawah candradimukanya sudah terbentuk. Ia tinggal tahan ditempa.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814