
Banyak yang tak lagi sama setelah saya pulang berlayar. Tidak, saya tidak menumbuhkan insang dan sirip seperti kecurigaan sebagian teman-teman. Tetapi ada perubahan-perubahan kecil dalam kebiasaan saya yang membuat saya kerap mabuk darat.
Yang pertama merajuk adalah tubuh saya sendiri. Sebab kapal terus menerus bergoyang, tubuh saya terbiasa ikut berayun ke arah berlawanan untuk menjaga keseimbangan. Ini ada istilahnya di bahasa pergaulan orang-orang pelayar: sea legs atau kaki pelaut. Di atas kapal, kuda-kuda ini memungkinkan saya masak soto dalam keadaan kapal miring 45 derajat. Sekembalinya ke darat, kebiasaan ini bikin saya terlihat oleng seperti pemabuk.
Paling memalukan, saya pernah terjungkal dari toilet saat sedang berak. Semua gara-gara saya tidak bisa duduk seratus persen diam.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814