Rangkum 18 Agustus 2018: Joni Bocah Heroik hingga Nasib Warga Sebatik

Konten Media Partner
18 Agustus 2018 2:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang terjadi di hari ulang tahun ke-73 Republik Indonesia. Salah satunya adalah kisah heroik yang dilakukan Joni, bocah Nusa Tenggara Timur yang memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali demi mengibarkan sang saka merah putih. Selain berita tersebut, ada tiga berita pada Jumat (17/8) yang telah kami himpun untuk Anda di Rangkum hari ini (18/7).
ADVERTISEMENT
1. Panjat Tiang Demi Berkibarnya Bendera Merah Putih
Joni bocah pemanjat tiang bendera (Foto: Dok, Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (SESDILU))
Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 RI diwarnai aksi heroik dari seorang bocah SMP, Joni dan seorang personel TNI, Sersan Mayor (Serma) Timbul Prawoto. Mereka memanjat tiang bendera di tengah jalannya upacara, karena tali bendera bermasalah. Bedanya, Joni melakukan di daerah Pos Lintas Batas, Atambua, Nusa Tenggara Timur dan Serma Timbul Prawoto di Lapangan Barepan, Cawas, Klaten, Jawa Tengah.
2. Truk di Area Freeport Ditembaki 15 Kali oleh Kelompok Bersenjata
Lokasi tambang Freeport (Foto: Reuters)
Truk Iveco Flat Bed Mecanic yang dikemudikan Jonathan Sopahluwakan (38) diberondong tembakan sebanyak 15 kali oleh kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di area pertambangan Freeport pukul 06.20 WIT. Saat penembakan, sopir menghentikan truknya dan langsung mundur meninggalkan lokasi kejadian. Akibat penembakan tersebut, Jonathan mengalami luka parah pada bagian kanan lengan, dada, dan pipi.
ADVERTISEMENT
3. Keluh Kesah Masyarakat Perbatasan di Sebatik pada Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia
Suasana di Desa Aji Kuning, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Selama 73 tahun, pemerintah pusat banyak melakukan pembangunan di berbagai pelosok, namun tidak di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini belum bisa menikmati dampak pembangunan. Alamsyah (35), mengungkapkan masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah di Sebatik, terutama dari sisi infrastruktur.
Infrastruktur itu salah satunya adalah rumah sakit. Karena fasilitas rumah sakit yang tidak lengkap dan jauh, masyarakat lebih memilih berobat ke Rumah Sakit Malaysia yang berada di daerah Tawau. Kehidupan di Desa Aji Kuning ini juga serba pas-pasan, sebagian sembako yang dijual berasal dari Malaysia. Kendati demikian, mereka tak memiliki niatan untuk berpindah kewarganegaraan menjadi WN Malaysia.
ADVERTISEMENT
4. Muslimah Swedia yang Tolak Jabat Tangan Pria Menang di Pengadilan
Farah Alhajeh (Foto: Twitter @FarahAlhajeh)
Seorang Muslimah di Swedia memenangkan gugatan atas kasus diskriminasi yang dialaminya ketika wawancara kerja di perusahaan Semantix. Ketika itu, dia diusir karena menolak menjabat tangan seorang pria dengan dasar ajaran agama yang diyakininya.
Pengadilan Stockholm memenangkan Farah Alhajeh dalam gugatan tersebut. Perusahaan penerjemah itu diwajibkan membayar kompensasi 40 ribu krona atau lebih dari Rp 63 juta kepada wanita 24 tahun tersebut karena dinyatakan diskriminatif.
Baca tulisan lainnya dari Rangkum di sini.