news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rangkum Edisi 18 November 2017: KPK vs Setnov, Sandera Papua, Jawa Pos

Konten Media Partner
18 November 2017 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cie... Nungguin malming ya penikmat setia kumparan? Sambil nungguin waktu malmingan, yuk nikmati dulu 3 isu hangat pilihan di hari Jumat (17/11)!
ADVERTISEMENT
1. KPK Tahan Setnov
Setya Novanto (Foto: ANTARA/Agung Rajasa)
KPK resmi mengumumkan penahanan terhadap Setya Novanto. Saat ini, Ketua DPR itu berstatus sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Penahanan terhadap Setya Novanto dilakukan pada saat KPK memindahkan perawatan Setya Novanto ke RSCM. Ia sebelumnya dirawat di RS Medika Permata Hijau Setelah sebelumnya mangkir dari penyidik KPK, lalu mengalami menabrak tiang listrik.
Pihak Setya Novanto sendiri menolak untuk menandatangani surat penahanan dari KPK. KPK memastikan bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh dan Setya Novanto tetap akan ditahan.
2. TNI Bebaskan Sandera di Tembagapura, Papua
Pembebasan sandera oleh Satgas TNI Polri (Foto: Dok. Kodam Cendrawasih)
Warga dua desa di Tembagapura akhirnya berhasil dibebaskan dari jerat kelompok kriminal bersenjata. Tim yang dibuat TNI dari berbagai satuan berhasil menguasai kedua desa hanya dalam waktu 78 menit.
ADVERTISEMENT
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi mengatakan, tim gabungan dari 13 personel Parako Kopassus, 30 personel Yonif 715/Raider, dan Taipur Kostrad bersama mengepung dua desa, yakni Kimbely dan Banti. Kedua tim bergerak mulai pukul 04.17 WIT.
Tepat pukul 08.18 WIT seluruh area Kimbely berhasil dikuasai. Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit memerintahkan tim untuk bergerak menguasai pos-pos pengamanan separatis TPN/OPM.
3. Ciputra Beli Saham Jawa Pos
Mall Ciputra (Foto: Muhammad Fikrie / kumparan)
Belakangan ramai pemberitaan yang menyebutkan bahwa Ciputra Group telah mengambil alih saham Jawa Pos Group dari Dahlan Iskan. Direktur Ciputra Group, Harun Hajadi pun buka suara demi mengklarifikasi kabar tersebut.
Menurut Harun, kabar soal pembelian saham Jawa Pos dari tangan mantan menteri BUMN era SBY itu tidak benar. Ciputra Group tidak melakukan aksi apapun pada Jawa Pos Group.
ADVERTISEMENT
berita selengkapnya bisa dibaca di sini