Konten dari Pengguna

Menelisik Lebih Jauh Gaya Kepemimpinan Presiden Jokowi

Rara Oktorina Masayu
Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia
15 Desember 2022 21:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rara Oktorina Masayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin adalah agen perubahan dengan kegiatan mempengaruhi orang lain (Spillane & Camburn, 2006). Kualitas pemimpin dianggap sebagai faktor keberhasilan atau kegagalan suatu negara. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pemimpin harus memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan seluruh sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan negara (Pohan, 2019).
ADVERTISEMENT
Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, pemimpin Indonesia saat ini yang dikenal dengan kharisma dan cara kepemimpinannya yang unik. Jokowi berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia dengan berbagai prestasinya sejak menjadi Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta. Prestasi tersebut yang membuatnya masuk dalam daftar pemimpin terbaik di dunia (Kompas, 2014).
Pada masa kepemimpinan Jokowi, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mencapai puncaknya. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), pada 2016, 80 persen masyarakat Indonesia mempercayai pemerintahnya, sedangkan pada 2006 hanya 28 persen. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Jokowi berhasil mendapatkan umpan balik yang positif dari masyarakat. Hal ini berpengaruh pada kepercayaan publik yang meningkat.

Gaya Kepemimpinan Seperti Apakah yang Dimiliki oleh Jokowi?

Gaya kepemimpinan Jokowi adalah gaya kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang dibutuhkan dalam suatu komunitas dan merumuskan visi untuk menentukan arah perubahan. Jokowi telah mampu mengidentifikasi secara ideal perubahan yang diharapkan dan mengorganisir dengan baik setiap individu atau lembaga pemerintah yang akan membantunya mencapai visi kepemimpinannya ke depan.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional ini dapat kita lihat melalui usahanya saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, Kota Solo diakui sebagai praktik pemerintahan yang baik dan membuatnya mendapatkan reputasi yang baik di dalam dan di luar Indonesia. Dengan keberhasilan Jokowi di Solo, dapat menjadi bukti kemampuannya mengubah kota-kota lain di Indonesia.
Kepemimpinan Pluralisme dan Berorientasi pada Rakyat
Selain itu, Jokowi juga memiliki gaya kepemimpinan yang pluralisme dan berorientasi pada pengikut (rakyat). Gaya kepemimpinan ini menjadi komponen penting dari daya tariknya. Bahkan, media massa kerap menggambarkan kewibawaan Jokowi sebagai pemimpin karismatik.
Dalam hal kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang memiliki reputasi baik selama menjabat sebagai kepala daerah. Dengan kemampuan tersebut, Jokowi mendapat dukungan solid dari masyarakat. Alhasil, popularitas Jokowi terus meningkat karena kualitas kepemimpinannya menjadi buah bibir masyarakat.
ADVERTISEMENT
Reputasi dan kinerja yang telah dipaparkan di atas menjadi pemicu perkembangan karir politik Jokowi di tingkat nasional dan internasional. Selama menjabat Gubernur Jakarta pada 2012, ia tetap rutin melakukan blusukan di sebagian besar kawasan kumuh di Jakarta. Ia mengenakan pakaian yang sederhana dan informal untuk mendekati, mendengarkan, dan menyaksikan permasalahan yang dialami oleh warga setempat. Ia menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat Jakarta.
Kebiasaan berkeliling dan bertemu masyarakat untuk mendengarkan keluhan dan menawarkan solusi terbaik sudah menjadi rutinitasnya. Kepedulian Jokowi tersebut secara tidak sengaja menghilangkan gap antara elit politik dan rakyat, sehingga membuat Jokowi mudah didekati oleh masyarakat Jakarta.
Dr Nisful Khair, Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, memuji capaian Jokowi dalam mencapai keberagaman. Dia mengatakan bahwa karakter pancasialis yang dimiliki Jokowi bisa meredam perselisihan antarkelompok yang biasa terjadi di masyarakat. Kepemimpinan pancasilais ini bisa dijadikan contoh oleh pemimpin lain dalam menyikapi maupun memposisikan diri atas perbedaan di tanah air sehingga kebhinekaan bangsa tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Demokratis
Tannenbaum dan Schmidt (1958) menggambarkan kepemimpinan demokratis sebagai salah satu pengambilan keputusan yang terdesentralisasi dan dibagi bersama bawahan. Seperti yang dikatakan oleh Jusuf Kalla, gaya kepemimpinan Jokowi paling ideal untuk masa depan. Jokowi dinilai mampu mewujudkan kepemimpinan demokratis tanpa nepotisme.
Beliau mengatakan bahwa “Dia (Jokowi) mengadakan rapat untuk setiap masalah di kabinet, jadi total pertemuan dalam setahun bisa mencapai lebih dari 200 kali”. Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia tersebut menilai Presiden Jokowi rajin belajar dan selalu meminta pendapat dari sekjen atau dirjen kementerian (Tempo, 2019).
Kepemimpinan Inovatif
Bahkan, Jokowi terkenal memiliki gaya kepemimpinan inovatif. Kepemimpinan inovatif mengacu pada pengenalan metode, produk, layanan, teknik atau ide baru untuk memenuhi kebutuhan individu dan menemukan solusi untuk masalah saat ini dan masa depan (Şen & Eren, 2012).
ADVERTISEMENT
Salah satu inovasi yang diperkenalkan oleh Jokowi saat menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah “lelang jabatan” kecamatan dan lurah di seluruh pemda DKI Jakarta. Menurut Jokowi, lelang jabatan akan menempatkan orang yang memiliki kapabilitas atau kemampuan pada jabatan tersebut. Seleksi terbuka camat dan lurah di DKI Jakarta yang dilaksanakan pada Juni 2013 lalu menjadi bukti inovasi Jokowi dalam memperbaiki proses pemerintahan dan memberikan pelayanan publik yang terbaik.

Daftar Pustaka

Kompas. (2014). Jokowi Masuk "The World's 50 Greatest Leaders". Kompas Megapolitan. Diakses dari https://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/24/1204253/Jokowi.Masuk.The.World.s.50.Greatest.Leaders pada 14 Desember 2022.
Şen, A., & Eren, E. (2012). Innovative leadership for the twenty-first century. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 41, 1-14.
Spillane, J. P., & Camburn, E. (2006). The practice of leading and managing: The distribution of responsibility for leadership and management in the schoolhouse. American Educational Research Association, 22, 1-38.
ADVERTISEMENT
Pohan, H. A. (2019). Kepemimpinan di Era Milenial Ditinjau dari Aspek Komunikasi. Jurnal Komunikasi Islam Dan Kehumasan (JKPI), 3(2), 156-174.
Tannenbaum, R., & Schmidt, K. H. (1958). How to choose a leadership style. Harvard Business Review, 36(2), 95-101.
Tempo. (2019). Jusuf Kalla on Leadership Style of Soeharto, SBY, and Jokowi. Tempo.co English. Diakses dari https://en.tempo.co/read/1182198/jusuf-kalla-on-leadership-style-of-soeharto-sby-and-jokowi pada 14 Desember 2022.