Kumplus- Cover fiksi Raudal Tanjung Banua 6

Peniti Wallace

Raudal Tanjung Banua
Raudal Tanjung Banua mendapatkan Anugrah Sastra Horison pada 2005, Hadiah Jurnal Puisi SIH, dan penghargaan Mastera 2007. Karyanya beberapa kali dinominasikan dalam Kusala Sastra Khatulistiwa kategori prosa dan puisi.
29 Mei 2021 16:52 WIB
·
waktu baca 21 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Dilarang) Mencintai Bunga-Bunga
Tentu saja sudah lama ia tak memikirkan itu lagi. Itu “pelajaran” semester awal. Ayahnya sudah meninggal, dan ia sudah lama tak kontak dengan Oom Wildan. Ia kini asyik dengan sepetak taman yang membuatnya benar-benar kembali kepada alam, kepada keasyikan yang murni. Tak ada interupsi benda-benda. Cangkul, serok, arit atau gunting dan peralatan kebun lainnya tentu benda juga, namun sudah menyatu dengan keseharian taman kecilnya. Kehadirannya tak ubahnya ranting, burung, kupu-kupu atau rumputan.
Dari sepetak taman itu ia hasilkan sejumlah penemuan, hipotesis dan kemudian rencana lebih besar: menangkarkan segala hewan kecil dan menyelamatkan benih aneka flora. Ia beri nama tempat observasinya Taman Wallace. Istrinya yang bekerja di perusahaan pabrikasi di Tangerang tak pernah mengganggunya. Perempuan itu hanya pulang setiap akhir pekan ke Bandung. Meski diakuinya, sang istri kadang mengingatkannya pada sosok sang ayah karena sama-sama hidup dari merancang benda-benda.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten