Demi menyampaikan kebenaran atas kematian seorang gadis di hutan kayu putih, yang menyeret seorang lelaki dengan tuduhan tak berampun, hampir saja aku baurkan cerita "Kematian di Dalam Hutan" karya Sherwood Anderson dengan "Di Sebuah Hutan Kecil" karya Ryunosuke Akutagawa. Maafkan. Kedua cerita itu melintas begitu saja saat aku hendak menulis pertanggungjawaban ini—sebagai Ketua Kelompok Alkemis.
Semula kukira tepat kupakai cara Anderson menggunakan narator pertama tunggal. Ternyata untuk melihat beberapa sisi kejadian, lebih mengena teknik Akutagawa yang memberi ruang bagi setiap orang (bahkan cenayang) untuk bicara.
Tapi, sial, di setiap bagian aku sendirilah yang ternyata harus bercerita; bukankah ini cara Anderson? Hmm, biarlah! Kurasa memang cocok membaurkan keduanya. Toh, kedua pesohor itu telah menyeret ingatanku ke hutan kegelapan, apa salahnya kuseret pula mereka ke dalam misteri hutan kayu putihku?
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814