Kenaikan Kasus Harian COVID-19 di Indonesia: Bisakah Diturunkan?

Raul Gonzales
Halo, saya Raul Gonzales
Konten dari Pengguna
14 Januari 2021 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raul Gonzales tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus COVID-19 14 Januari 2020
Oleh : Raul Gonzales & Risdiyanti Arsyil
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 menjadi mimpi buruk yang datang diawal tahun 2020. Wabah ini datang membawa berita buruk bahwa manusia sangat rentan untuk ditulari oleh virus Corona. Virus ini awalnya muncul dan berkembang di Wuhan, China. Lalu merebak secara perlahan ke berbagai belahan dunia. Berita buruk bagi Indonesia adalah bahwa virus ini menginfeksi dua orang WNI asal Depok setelah berinteraksi dengan WNA. Lalu secara resmi Presiden Jokowi mengumumkan bahwa COVID-19 sudah masuk ke Indonesia. Virus ini sampai merebak ke beberapa negara di daratan Asia, sampai pada tanggal 12 Maret 2020 World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara meluas di seluruh belahan dunia. Kepanikan muncul di awal-awal pandemi merebak di Indonesia, banyak warga yang takut kehabisan masker dan seluruh institusi serta perusahaan dianjurkan untuk melakukan pekerjaan dan pembelajaran dari rumah.
ADVERTISEMENT
Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia
Pada bulan April pemerintah Indonesia dengan cepat menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan jumlah penyebaran virus. Tapi masih banyak terdapat pelanggaran-pelanggaran, seperti orang-orang yang masih keluar rumah dengan bebas. PSBB pertama tidak membuahkan hasil yang cukup baik dilihat dari evaluasinya. Lalu untuk perbaikan perekonomian, munculnya istilah baru New Normal yang membuat orang salah taksir dan pemahaman terkait hal tersebut. Banyak orang yang beranggapan bahwa New Normal adalah kondisi dimana semua aspek kehidupan sudah kembali normal seperti sedia kala. Padahal tidak sama sekali, New Normal ditujukan kepada mereka yang benar-benar butuh untuk keluar rumah seperti mencari nafkah dan melakukan pekerjaan. Tapi dengan adanya hal tersebut banyak orang menyalahartikan maknanya. Dan juga banyak terjadi penurunan kesadaran akan protokol kesehatan 3M yang dicanangkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut, orang-orang lebih sering keluar rumah karena merasa sudah terlalu jenuh dan butuh hiburan. Maka kasus COVID-19 pun secara kuantitas mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Ditambah lagi dengan kendornya kepatuhan akan protokol 3M, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Kalau berbicara tentang data, mari kita lihat secara statistik kenaikan data COVID-19 dari Maret sampai dengan sekarang. Di awal maret jumlah kasus masih sangat rendah, yaitu mengalami kenaikan sebesar dua kasus dari tanggal 2 Maret sampai dengan tanggal 9 Maret. Lalu melejit menjadi 19 kasus di tanggal 10 Maret. Lalu di tanggal 15 Maret 2020 kasus mencapai 100 lebih dengan jumlah yaitu sebanyak 117 kasus. Naik lagi di bulan yang sama sampai mencapai 1.000 kasus pada akhir maret dengan jumlah 1046 kasus. Sampai pada akhirnya, Indonesia mencapai kasus 100.000 lebih pada tanggal 27 Juli yaitu sebesar 100.303 kasus. PSBB yang diharapkan dapat menekan jumlah kasus positif COVID-19 ternyata tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan laporan harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia pada tanggal 6 Januari 2021, Indonesia melaporkan 8.854 kasus baru infeksi COVID-19 yang terkonfirmasi. Dengan adanya penambahan kasus yang nyaris menyentuh angka 9.000 kasus tentu hal tersebut sangat memprihatinkan bagi negara kita.
ADVERTISEMENT
Solusi Yang Dapat Dilakukan
Solusi yang diberikan pemerintah sebagai upaya untuk menurunkan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia yaitu dilakukannya PSBB pada setiap daerah, tidak diperbolehkan untuk mudik atau jalan-jalan terutama saat hari libur, Rumah Sakit rujukan COVID-19 ditambah, pemerintah juga berupaya menanggulangi kemiskinan akibat dampak COVID-19 dengan cara memberikan bantuan sosial dan bantuan pangan non-tunai kepada masyarakat, serta pemerintah mengupayakan pemberian vaksin dengan dilakukan vaksin pertama kepada Presiden Jokowi pada tanggal 13 Januari 2021 dan vaksin tersebut sudah lulus pada BPOM dan halal digunakan. Program vaksin tersebut akan dilakukan antara minggu kedua atau ketiga bulan Januari 2021. Sasaran pertama yang melakukan vaksinasi adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang, serta mahasiswa yang tengah menjalani pendidikan profesi kedokteran di fasilitas pelayanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hal yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat untuk menurunkan kasus COVID-19 adalah dengan melakukan atau menuruti apa yang diupayakan oleh pemerintah dengan berjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, tidak keluar rumah jika tidak ada sesuatu yang penting, menjaga kesehatan tubuh dan imunitas kita dengan makan makanan yang bergizi, pola tidur yang baik, mengkonsumsi vitamin, dan jangan stres. Jika kita mengalami gejala sakit maka harus cepat diperiksakan ke dokter untuk dilakukan penanganan lebih cepat.
Jika melihat beberapa negara yang telah berhasil menurunkan kasus COVID-19 (misal negara Singapura dan Vietnam), maka kita bisa menerapkan solusi yang negara tersebut lakukan untuk diikuti Indonesia dengan harapan dapat menurunkan kasus COVID-19. Beberapa solusi yang dilakukan oleh negara Vietnam untuk menurunkan kasus COVID-19 adalah bagi pemerintah: memiliki aturan kesehatan yang wajib diterapkan yaitu yang pertama dokter harus tanggap untuk mengobati pasien dengan gejala corona seperti batuk, demam maupun gangguan pernapasan, yang kedua pasien dianjurkan melakukan diet ketat oleh dokter seperti membiasakan sarapan pagi, membatasi asupan karbohidrat, mengonsumsi makanan yang banyak mengandung sayur dan buah, banyak minum air putih dan rajin berolahraga, yang ketiga dokter selalu memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien untuk mengetahui jumlah relatif oksigen yang dimiliki pasien sehingga dapat tertangani dengan baik, selanjutnya yang dilakukan untuk menurunkan kasus COVID-19 dengan perdana menteri Vietnam memberikan larangan bagi wisatawan yang masuk dari negara yang memiliki banyak jumlah kasus COVID-19 dan secara tegas melarang impor hewan liar ke Vietnam serta menghentikan kegiatan perdagangan hewan liar di luar wilayah provinsi maupun keluar dari Vietnam. Sedangkan bagi masyarakat: melakukan isolasi selama 15 hari untuk seluruh wilayah Vietnam, masyarakat harus tinggal di rumah dan hanya boleh keluar untuk membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan obat obatan, masyarakat dilarang berkumpul lebih dari dua orang dan menjaga jarak 2 meter, masyarakat diwajibkan memakai masker di tempat umum seperti supermarket, stasiun bus, bandara, dan kendaraan angkutan umum.
ADVERTISEMENT