Indonesia sebagai Negara Pencari Konten Kripto Tertinggi

Realino Nurza
Team Leader dan Peneliti Lepas Institute of Religion and Sustainable Development (IRSAD.ORG)
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2021 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Realino Nurza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/bitcoin-bulat-berwarna-emas-1036635/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/bitcoin-bulat-berwarna-emas-1036635/
ADVERTISEMENT
Laporan yang dipublikasi oleh sebuah lembaga riset asal Australia coinformant.com.au. Meletakkan Indonesia sebagai negara pencarian tertinggi untuk kata kunci aset kripto. Sebuah fenomena yang mengejutkan di saat kepemilikan aset kripto dari berbagai negara dunia mendorong agar kripto tidak bisa memasuki sistem keuangan mereka. Dengan berbagai kekhawatiran, seperti akan mengganggu sistem keuangan atau kegunaan kriminal dan koruptif. Lalu penanda apa ini? Apakah kesadaran akan kehadiran aset investasi ini mengarah pada tanda-tanda positif akan kesadaran pada besarnya potensi aset ini sebagai alat untuk bersaing di pasar global. Atau sekadar ingin berspekulasi ingin mengambil keuntungan dari gejolak aset kripto di pasar uang. Motif yang mungkin juga ditanya oleh para pembaca hasil laporan penelitian ini. Data penelitian yang dikumpulkan dari akumulasi perencanaan kata kunci aset kripto, mata uang kripto dan bitcoin pada mesin perencanaan kata kunci di google mesin pencari.
ADVERTISEMENT
Dari sumber triple-a.io kepemilikan aset kripto yang setidaknya ada 7 juta orang penduduk Indonesia memiliki aset Kripto. Kurang lebih 2.66% dari total populasi. Berada di antara Equador dan Chille dengan perbandingan atas total populasi dan kepemilikan. Dalam perjalanannya, Kripto sebagai sebuah aset masih menjadi perdebatan di antara pelaku investasi. Terutama ketika membandingkan kekuatan dan risiko serta bentuk aset yang dianggap tidak relevan dengan karakteristik aset investasi pada umumnya.
Kritik terhadap bentuk asset digital masih melekatkan keraguan banyak pihak. Selain kepercayaan investor pada aset belum tumbuh, karena belum umum digunakan. Serta belum teruji dalam krisis keuangan global. Hal ini menjadi celah dari bentuk aset yang dianggap berisiko serta memosisikan pemilik aset dalam ketidakpastian. Bagi penulis ketertarikan pengunjung Indonesia pada pencarian kata kunci kripto bisa sangat relatif.
ADVERTISEMENT
Karena produk kripto adalah produk yang baru dan telah menimbulkan euforia pada banyak pihak tentang keuntungannya. Dasar spekulatif sebagai motif pencarian masih sangat kuat. Sementara ketersediaan informasi serta edukasi yang cukup tentang aset investasi ini belum memadai. Sebut saja, peran teknologi blockchain sebagai basis mata uang kripto. Lebih tenggelam dari keuntungan yang bisa dihasilkan kripto itu sendiri. Sehingga mendorong para spekulan untuk melihat wacana serta narasi kripto sebagai arena bermain yang penuh risiko tapi membuat adrenalin naik.
Sehingga ketertarikan pada pasar kripto dengan kekuatan teknologi serta solusi yang disediakan. Melawan inflasi serta biaya perbankan yang tinggi bisa benar-benar menjadi dasar dari pengambilan keputusan. Bukan sebaliknya, keputusan didorong oleh narasi keuntungan semata yang lebih mengarah pada spekulasi serta tindakan tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT