Kemerdekaan 'Sejarah Minangkabau'

Realino Nurza
Team Leader dan Peneliti Lepas Institute of Religion and Sustainable Development (IRSAD.ORG)
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2021 19:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Realino Nurza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Harimau Sumber: Pexels.com Foto Oleh Juliss Helmut
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Sumber: Pexels.com Foto Oleh Juliss Helmut
ADVERTISEMENT
Seperti sebelumnya, ada ganjal yang belum selesai dalam sejarah Minangkabau. Sementara semua yang bicara dan membicarakannya cenderung terlihat yakin dengan identitas saat ini. Yakin dengan sumber sumber yang masih butuh dilengkapi. Dan tidak menggunakan sumber sumber yang justru "Menjajah" Minangkabau sebagai sebuah identitas kebangsaan kita. Sebelum ditemukannya dibicarakanya Oendang Oendang Adat Limbago oleh seorang arkeolog dan sejarawan nasional Alfa Noranda. Mungkin kita masih bisa setuju dengan cerita orang banyak dan tidak bisa menolak apapun yang tertulis dalam tambo. Namun kemunculan dokumen OOAL. Seperti kutipan di bawah ini:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Individu, kelompok dan organisasi manapun yang mengabaikan temuan ini adalah orang yang melakukan penjajahan pada identitas "Minangkabau". Sehingga otentisitas sejarah menjadi kabur dan berbelok. Imbauan akan menelusuri identitas adalah kesadaran ontologis dan epistimologis. Dan tentu tidak boleh diabaikan. Proses pengabaian adalah upaya menjadi bagian dari proses melanggengkan pembelokan tersebut serta menyetujui bahwa bentukan kolonial terhadap struktur budaya Minangkabau.
Bagaimana mungkin kita sebagai orang yang merasa terasosiasi pada identitas leluhur kita bisa menerima konsep bentukan kolonial sampai saat ini. Memelihara ketidak otentikan dengan menyumbat akal serta pikiran kita terhadap sumber baru serta informasi baru. ini adalah pertanyaan reflektif dari individu yang ingin memerdekakan diri dari sejarah yang menjajah, dan menggapai kemerdekaan tersebut dengan membuka mata serta pikiran. Mengakui bahwa sejarah Minangkabau perlu dikaji ulang. Mulai dari Oendang Oendang adat limbago. Melakukan perburuan manuskrip. Serta mendorong anak keturunan kita untuk memiliki cita cita akan kebenaran sejarah dan kebenaran Identitas. Agar bisa menjadi manusia pembelajar yang selalu tunduk pada kebenaran serta berkontribusi dalam membangun peradaban.
ADVERTISEMENT
Melakukan penggalian serta penelusuran pada bukti bukti arkeologis. Memaksimalkan badan pelestarian cagar budaya dan akademisi serta sejarawan yang duduk di menara gading khususnya Universtas Andalas, dan pemerintah daerah Sumatera Barat untuk melakukan proses koreksi terhadap pembelokan ini. Sehingga "Urang Minang" bisa menikmati kemerdekaan dalam payung NKRI. Selamat ulang tahun Indonesia yang ke 76. Selalu jaya dan berjaya demi generasi bangsa.