Dialektika Pemikiran Paman Thomas Hobbes Terhadap Tindakan Bapack Edhy Prabowo

Muh Ainul Haq Hakim Tiro Al Makassariy
Founder FDR Indonesia Kadiv KKD Kastrat BEM FEB UB 2020 Economics Student of Brawijaya University
Konten dari Pengguna
2 Desember 2020 7:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muh Ainul Haq Hakim Tiro Al Makassariy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Tinjauan Filsafat Korupsi)
Penangkapan Edhy Prabowo atas dugaan kasus korupsi memang sedikit mengguncangkan dunia nyata dan juga maya. Dunia maya, bukan dunianya maya. Karena dunianya maya mungkin sudah lepas dari dunia dhani.
ADVERTISEMENT
Okee, mohon maap. Abaikan paragraf diatas, kita coba serius hihi. Sejak dilantik pada 2019 silam dan mulai menggunakan jurus kebijakannya dalam izin soal ekspor benih lobster yang kembali diperbolehkan, Edhy Prabowo banyak mendapat kecaman. Terlebih, ketika pemberitaan media menyorot relasi kebijakan tersebut dengan perusahaan eksportir yang beberapa merupakan milik kader partai gerindra. Saat itu, kuat dugaan dari beberapa pihak dan tentu netizen yang budiman bahwa kebijakan tersebut dihasilkan untuk keuntungan beberapa kadernya.
Namun, semua itu bisa diminimalisir Pak Edhy, sapaan akrabnya. Beliau datang -entah diundang atau mengundang- ke podcast Om Dedy. Seorang Muallaf yang lebih dikenal dengan Dedy Corbuzier. Om Dedy memang punya podcast dengan jutaan subscriber. Jika dilihat, pernyataan Pak Edhy sangat menyakinkan soal kebijakan ekspornya yang banyak dipertanyakan. dan tentu bagi kita yang awam akan berpikir bahwa jawabannya sangat rasional. Apalagi, diselingi cerita haru dari beliau. Tambah menghayati kita seperti Hayati dan Zulkarnain dalam tenggelamnya Kapal Van Der Sar. Ehh maksudnya Kapal Van Der Wicjk.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya, dugaan keterlibatan beberapa pihak dalam kebijakan ekpor benih lobster terbukti. Rabu, 25 November Bapak Edhy ditangkap tangan bersama beberapa bawahannya atas dugaan suap ekspor benih lobster. Selain bawahan struktural jabatan yang ditangkap, bawahan dalam bentuk barang mewah senilai 900an juta ikut ditangkap. Ehh salah lagi, maksudnya bawaan bukan bawahan. Lanjut, tentu itu membuat kaget berbagai pihak. Sunyinya penangkapan atas kasus korupsi ditengah pelemahan UU KPK tentu membuat kasus Pak Edhy jadi menarik, apalagi penangkapan kali ini langsung berhadapan dengan setingkat menteri, bukan benih lobster lagi. Menteri pertama lagi dalam kepemimpinan Bapak Jokowi di periode kedua. Aishhhh. Finally, Opung Luhut Panjaitan menggantikannya. Allright.
Seperti tebakan para pembaca, bahwa disini kita tidak akan membahas Opung Luhut. Tapi membahas soal Perbuatan Edhy Prabowo yang dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang alamiah terjadi. Korupsi. Perbuatan Pak Edhy itu tidak salah…
ADVERTISEMENT
Adalah Thomas Hobbes yang menganggap bahwa manusia secara alamiah dan pada dasarnya mementingkan diri sendiri, haus kekuasaan, kejam, dan jahat. Karakter ini adalah hasil upaya manusia yang ingin terus menambah kebutuhannya, karena dengan memuhi kebutuhannya manusia akan bahagia. Pandangan Hobbes memang didominasi oleh pandangan realitas, materialisme. yang artinya berdasar pada pengalaman untuk kemudian memunculkan pemikiran. Ditelisik dari sosio historis, wajar jika Paman Hobbes berpandangan demikian, sebab beliau lahir, tumbuh, sampai mati didalam keadaan perang agama dan sipil berkepanjangan di Inggris. Jadi pada tahap ini, memang adalah suatu hal yang wajar apa yang menimpa Pak Edhy menurut Paman Hobbes. Paman Hobbes menyebutnya dengan Teori Watak Manusia. Jadi, Pak Edhy itu merepresentasikan watak manusia. Thomas Hobbes menyimpulkan bahwa keadaan normal manusia adalah keadaan konflik terus menerus, perasaan yang brutal dalam meraih kedudukan dan kekuasaan
ADVERTISEMENT
Tapi, Paman Hobbes belum selesai. Jadi melihat kejadian Pak Edhy dan banyak bapack-bapack lainnya, maka itu kondisi normal. Tapi hihi, disinilah filsafat Mekanik Paman bermain. Beliau melihat bahwa perasaan yang paling besar yang ada pada manusia adalah perasaan takut akan kematian dan cinta kedamaian. Maka wajar saja jika banyak diantara kita juga enggan cari gara-gara. Ntar bonyok dihajar warga. Lebih lanjut, perasaan ini pula lah yang sedikit menahan kondisi normal tadi. Tapi, itu perasaan saya saja. Nyatanya bahwa semua bergantung terhadap aturan yang ada. Dan menurut paman, itu juga subjektif karena ditulis sepihak dan berturun2. Paman menyebutnya dengan istilah Hukum Alam.
Terkahir penting sebagai catatan kita semua, menurut paman Hobbes, manusia bisa menjamin penjagaan diri mereka hanya jika mereka bersedia membuat perjanjian dengan orang lain dengan menghapuskan hak alamiah absolut mereka pada semua hal. Akan tetapi Hobbe tetap berasumsi bahwa manusia tidak dapat dipercaya karena memiliki kaadaan alamiah yang menyimpang. Pada aspek ini, Hobbes melihat Hukum sebagai solusi dari diskursus yang dibawa sendiri oleh paman Hobbes. Luarbiasa Paman Hobbes yak. Maka dari itu, sebenarnya tohpun kita mau menyalahkan Pak Edhy maka harus diakui bahwa ada yang salah dengan hukum kita sesuai kata paman Hobbies, sehingga Pak Edhy belum memiliki rasa takut untuk korupsi. Padahal, perbuatan itu melanggar kepentingan publik.
ADVERTISEMENT
Mungkin Pak Edhy merasa aman dengan UU KPK yang baru, atau terpengaruh oleh kehebatan Harun Masuki.