Peluang Indonesia Ekspor Mobil Listrik ke Australia Terbuka Lebar

Redaksi Carmudi
Jurnalis Otomotif
Konten dari Pengguna
19 Juli 2018 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Redaksi Carmudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peluang Indonesia Ekspor Mobil Listrik ke Australia Terbuka Lebar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jakarta – Rupanya pemerintah sangat serius untuk lebih jauh kembangkan industri otomotif di Tanah Air yang mempunyai kualitas global. Apalagi Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian berencana untuk menambah negara tujuan ekspor untuk hasil industri otomotif ke Australia.
ADVERTISEMENT
Bahkan tak tanggung-tanggung, nantinya kendaraan yang di kirim ke negeri Kangguru ini dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) tak hanya yang menggunakan mesin berbahan bakar minyak (BBM). Tapi juga mobil yang menggunakan tenaga listrik.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya mengungkapkan, peluang ekspor ke Australia sangat besar. Apalagi banyak produsen otomotif yang ada di Australia yang gulung tikar.
Sejumlah merek mobil memilih untuk menutup pabriknya di Australia karena banyak faktor salah satunya adalah tarif ekspor. Sebagian besar produsen yang mengeskpor mobil ke Australia tidak dikenakan tarif.
Sementara produsen yang telah mendirikan pabrik perakitan di sana harus membayar tenaga kerja dengan harga yang tinggi. Sebagai upaya untuk mengurangi pengeluaran pabrik, maka produsen mobil memutuskan untuk tidak memproduksi mobil melainkan mengimpor mobil dari negara lain.
ADVERTISEMENT
Adapun merek mobil yang telah memutuskan untuk menutup pabrik di Australia adalah Toyota, Ford, General Motors, dan lainnya. Penutupan pabrik bukan berarti produsen berhenti memasarkan produknya di Australia, mereka tetap menjual mobil tapi bukan produksi lokal.
“Karena industri otomotif di sana tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita. Terkait mobil listrik, sampai saat ini masih melakukan negoisasi. Memastikan mobil listirk yang dikirim ke Australia sesuai dengan regulasi yang berlaku di sana, ” ujar Airlangga.
Dirinya menambahkan, Australia meminta agar produk yang masuk ke negaranya adalah kendaraan dengan komponen lokal berasal dari kawasan Asean mencapai 40 persen. Sementara Indonesia mengusulkan sekitar 20-30 persen. Ini yang masih dinegosiasikan antara pemerintah kedua belah pihak. Sayangnya belum ada target kapan akan terealisasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi industri otomotif merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan. Sekaligus menjadi percontohan pada tahap awal untuk implementasi industri 4.0 di Tanah Air.
“Di dalam roadmap tersebut, pemerintah akan memacu industri otomotif nasional agar mampu menjadi champion untuk ekspor kendaraan ICE (internal combustion engine/mesin pembakaran dalam). Serta EV (electric vehicle/kendaraan listrik),” ujar Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Surywirawan.