DPC PDIP Lombok Utara Apel HUT RI Bersama Korban Gempa

Konten Media Partner
17 Agustus 2018 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
LOMBOK UTARA - Jajaran DPC PDIP Kabupaten Lombok Utara (KLU), menggelar apel bendera memperingati HUT RI ke 73, Jumat (17/8) di Posko Baguna PDIP, depan pasar Tanjung, Lombok Utara.
ADVERTISEMENT
Upacara berjalan lancar dan khidmat diikuti puluhan peserta yang merupakan pengungsi korban gempa Lombok.
Umumnya para pengungsi ini sudah tidak memiliki rumah tinggal yang utuh, baik itu pengurus PDIP maupun pengungsi.
Pelaksanaan upacara HUT RI ke 73 didahului dengan upacara menaikkan bendera sang saka merah putih oleh tiga orang siswi yaitu Denek Bini Giskha asal SMA 1 Tanjung, Bini Wulan asal SMK 1 Tanjung, dan Laora asal SMP 1 Tanjung.
Sekolah mereka pun rusak dan hancur akibat gempa. Ketiganya tinggal di posko pengungsian bersama orang tuanya.
Sedangkan komandan upacaranya Dan Satgas PDIP KLU, Hasanuddin.
Sementara Ketua Baguna PDIP NTB, Ahmad Sukro didaulat membacakan Teks Pancasila.
ADVERTISEMENT
Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Ketua DPC PDI KLU, Raden Nuna Abriadi sekaligus yang membacakan teks Proklamasi.
Dalam amanat pesan upacara apel bendera, inspektur upacara Raden Nuna Abriadi mengatakan, saat ini kehidupan warga KLU sedang mengalami ujian oleh Yang Maha Kuasa.
"Untuk itu warga KLU tidak boleh larut oleh rasa duka yang berkepanjangan," katanya.
Menurutnya, saat-saat seperti inilah moment kembali kepada jati diri bangsa yaitu Pancasila yang mana sari patinya adalah gotong royong membangun semangat kebersamaan, memeras keringat bersama, membanting tulang bersama, bantu membantu bersama.
"Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, semangat itulah yg kita pupuk dan gelorakan dalam menghadapi musibah ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Raden Nusa mengajak semua elemen, terutama para kader PDIP bergandengan tangan, tertawa dan menangis bersama rakyat.
"Berhentilah menangis ayo bangkit dan berdiri tegak kita songsong hari esok yang lebih baik," tambah Raden Nuna.
Sementara itu peserta upacara Findri Puspita Sari dari Baguna PDIP DKI sangat terkesan bisa mengikuti upacara detik-detik proklamasi di Tanjung bersama PDIP KLU dan pengungsi, meskipun sejatinya mereka semua korban gempa bumii.
Findri mengakui pelaksanaan upacara bendera ini jauh dari kemewahan.
"Itu menunjukkan kami sebagai kader PDIP perjuangan di manapun dan dalam situasi apapun selalu ada di tengah2 rakyat, termasuk
dalam situasi bencana sekali pun. Kami tetap ingin bendera merah putih berkibar. Sebagai bentuk kecintaan kami terhadap NKRI," katanya.
ADVERTISEMENT
Seorang pengungsi, Hasmah mengutarakan dirinya ikut apel HUT RI ke-73 bersama PDIP sebagai bagian untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan bangsa yang telah memerdekakan NKRI dari belenggu penjajah.
Selanjutnya Bendahara DPD PDI NTB , Edi Sukmono yang hadir mewakili Ketua DPD PDIP NTB , H Rachmat Hidayat merasa terhormat bisa mengikuti peringatan detik - detik proklamasi bersama DPC PDIP KLU dan para pengungsi.
"Ini bentuk JasMerah (Jangan sekali-kali melupakan Sejarah) yakni tetap mengenang para the founding Father negeri ini," tukasnya.