Inovasi Edukasi Lalu Lintas di Pulau Seribu Masjid, Ditlantas Polda NTB Bentuk Trampolin

Konten Media Partner
3 April 2018 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inovasi Edukasi Lalu Lintas di Pulau Seribu Masjid, Ditlantas Polda NTB Bentuk Trampolin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
MATARAM - Jajaran Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berinovasi dengan sejumlah program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalulintas di wilayah Provinsi NTB.
Inovasi teranyar tahun 2018 adalah dengan membentuk Traffic Muslim Police (Trampolin), yang akan menyasar komunitas pendidikan dan pondok pesantren di NTB yang terkenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid ini.
Dirlantas Polda NTB, Kombes Pol Arman Achdiat SIK MSi mengatakan, unit Trampolin dibentuk untuk melaksanakan fungsi edukasi untuk peningkatan kesadaran berlalulintas melalui komunitas muslim dan juga Pondok Pesantren yang ada di wilayah NTB.
"Trafic Muslim Police atau Trampolin ini ialah anggota Polantas yang bertugas untuk menhimbau atau memberikan pemahanan lalu lintas pada komunitas muslim, pesantren, dan juga khutbah Jumat. Ini akan ada di seluruh jajaran, Satlantas di Polres-Polres. Kita siapkan saat ini dua orang di masing-masing Polres," kata Arman, kepada wartawan, Selasa (3/4) di Mataram.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, program Trampolin ini digagas karena NTB yang terkenal dengan pulau Seribu Masjid merupakan daerah mayoritas muslim. Keterlibatan komunitas seperti Pondok Pesantren dan lainnya juga akan sangat membantu mempermudah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kesadaran berlalulintas.
Saat ini lebih dari 20 personil Satlantas di jajaran Polres dan sejumlah personil Ditlantas Polda NTB, tengah disiapkan untuk program Trampolin ini. Mereka yang diamanatkan mengemban tugas ini, akan mengikuti pelatihan selama beberapa hari, yang digelar Ditlantas Polda NTB bersama MUI dan sejumlah Univesitas Islam di Mataram.
"Jadi anggota Trampolin ini dipilih dari yang berlatar belakang santri. Mereka bisa mengaji dan memberikan tausiyah. Tugas mereka nantinya selain sosialisasi dan edukasi, juga akan membantu masyarakat dalam kegiatan sosial keagamaan di wilayahnya. Misalnya, kalau ada kedukaan ada yang meninggal dunia, petugas ini bisa membantu memandikan, menyalatkan, bahkan hingga proses pemakaman. Jadi akan sangat membantu masyarakat," katanya.
ADVERTISEMENT
Melalui program Trampolin ini, papar Arman, Ditlantas Polda NTB juga akan memfasilitasi pembentukan unit Patroli Keamanan Santri (PKS) di tiap Pondok Pesantren (Ponpes), terutama Ponpes yang lokasinya di pinggir jalan besar.
Para santri anggota PKS di masing-masing Ponpes itu akan dibekali hal teknis tentang pengaturan lalu lintas, mulai dari cara mengatur trafic, cara menghentikan kendaraan, atau pun cara menyeberangkan pejalan kaki, hingga konsep dasar tentang keselamatan berkendara.
Arman mengatakan, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Departemen Agama dan MUI agar program ini bisa masuk dalam kurikulum pesantren.
"Intinya, kami di jajaran Lalu Lintas tidak pernah bosan dan henti-hentinya melakukan inovasi untuk meningkatkan kesadaran berlalulintas bagi masyarakat. Karena hanya dengan kesadaran masyarakat inilah maka angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya bisa terus ditekan dan diminimalisir," tukasnya.
ADVERTISEMENT