Anies Baswedan: Kita Terlalu Mengagungkan Bhinneka dan Melupakan Tunggal

Redaksi Suara Mahasiswa UI
Pers Suara Mahasiswa UI Independen, Lugas, dan Berkualitas!
Konten dari Pengguna
15 April 2018 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Redaksi Suara Mahasiswa UI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan menyampaikan pentingnya persatuan di tengah masyarakat yang heterogen. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa keberagaman bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia karena sudah tertuang dalam semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Namun, ia menyayangkan masyarakat yang seringkali terlalu mengagungkan keanekaragaman (bhinneka) dan melupakan tentang persatuan (tunggal). “Keanekaragaman itu memang sudah dari sananya, itu (keanekaragaman -red) adalah fakta kehidupan. Kita tidak usah berjuang untuk hal tersebut, tapi untuk persatuan, itu butuh usaha," jelas Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI Jakarta).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Anies mengatakan bahwa belum adanya persatuan di provinsi yang dipimpinnya disebabkan adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat. Isu-isu ketidaksetaraan yang disinggungnya antara lain kemiskinan ekstrem, kesenjangan pendapatan, dan diskriminasi ekonomi yaitu berupa akses terhadap pendanaan dan perbankan yang merupakan permasalahan struktural.
Menurutnya, ketidaksetaraan bukan lagi menjadi topik utama yang dibahas dalam dunia akademis. Universitas-universitas semakin jarang membahas kemiskinan. Ia melihat hal tersebut lebih sering diangkat oleh pemimpin-pemimpin agama.
“Kesetaraan lah yang akan membawa kita kepada persatuan,” ungkapnya di Balai Sidang Universitas Indonesia (24/3) lalu, dalam rangka penutupan 7th Southeast Asian Studies Symposium 2018.
Berpacu pada hal tersebut, ia sedang menjalankan program-program, seperti OK OCE dan inisiasi air bersih yang menurutnya dapat mengurangi angka ketidaksetaraan tersebut. Ia mengajak masyarakat untuk menjadi co-creator program-program pemerintah.
ADVERTISEMENT
Acara yang turut dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno ini adalah kolaborasi antara Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Project Southeast Asia Universitas Oxford, dan Perkumpulan Ahli Lingkungan Indonesia (Indonesian Environmental Scientists Association). Adapun simposium ini diikuti oleh 400 partisipan dari 95 universitas, yang datang dari 20 negara.
Tak hanya masalah sosial, simposium ini juga berfokus pada permasalahan lingkungan yang terjadi di Asia Tenggara.
Teks: Alexandro Daniel Marthin Foto: Alexandro Daniel Marthin Editor: Halimah dan Kezia