Rencana mengadakan kembali pembelajaran tatap muka oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di tahun ajaran baru 2021/2022 adalah rencana mempersiapkan sebuah pilihan bersejarah. Dalam rencana itu ada taruhan yang tidak kecil nilainya. Namun, bukankah tiap keputusan bersejarah memang harus ditebus cukup mahal?
Saya masih ingat ketika wacana pembukaan kelas tatap muka bergulir di awal tahun ajaran 2020/2021. Sebuah survei daring diedarkan oleh sekolah pada 1 Juli 2020 untuk menjajak pendapat orang tua murid mengenai pembukaan kelas tatap muka pada awal tahun ajaran, 17 Juli. Saat survei itu beredar, berdasarkan catatan statistik World-O-Meters, kasus harian di Indonesia sudah mencapai 1.385 kasus harian positif Covid-19 per 1 Juli 2020.
Orang tua saya memilih opsi “TIDAK SETUJU” pada survei itu, membubuhkan tanda tangan, dan mengirimnya ke wali kelas. Belakangan, ibu saya insaf bahwa keputusan kilat itu benar belaka. Hasil survei yang dapat dilihat orang tua menyatakan hasil yang cukup jauh: 59,7% tidak setuju berbanding 40,3% yang setuju.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814