Stereotipe Perempuan Penggosip dalam Film “TILIK”

Reffi Harliansyah
Mahasiswa ilmu komunikasi universitas ahmad dahlan
Konten dari Pengguna
9 Januari 2021 5:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reffi Harliansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source: iqra.id
zoom-in-whitePerbesar
source: iqra.id
ADVERTISEMENT
Film tilik yang di artikan oleh bahasa jawa yaitu “ menjenguk”. dalam film tilik tersebut menceritakan sebuah film pendek dengan bahasa jawa, segerombolan ibu-ibu yang dari desa pergi menggunakan truk untuk menjenguk ibu lurah yang sedang dirawat di rumah sakit. Film tilik salah satu dalam film yang mengangakat stereotipe Perempuan penggosip, dan di sutradarai oleh wahyu agung prasetyo, film ini berhasil mendapatkan penghargaan memenangkan kategori “film cerita pendek terpilih” pada gelaran piala maya ke-7 dan film tilik juga viral di media sosial setelah di unggah ulang di youtube Ravacana films dan menjadi official selection Jogja-Netpac Asian film festival (JAFF) 2018 dan Oficial Selection world cinema Amsterdam 2019. Film yang di perankan oleh Siti Fauziah, Brilliana Desy,Angeline Rizky, Dyah Mulani, Lully Syahkisrani, Hardiansyah Yoga Pratama, Tri Sudarsono, Gotrek, Ratna Indriastuti.
ADVERTISEMENT
Stephanus Wahyu Gumilar. Ini menceritakan tentang serombongan ibu-ibu yang dari desa pergi untuk menjenguk ibu lurahnya yang sedang di rawat di rumah sakit, di pertengahan sebelum menuju rumah sakit ada beberapa banyak obrolan dan gosip yang sedang di bicarakan oleh bu tejo yang terus menggosipi dian Perempuan kembang desa, Perempuan itu diperbincangkan karena parasnya yang membuat para suami di desa asik memandanginya. Bu Tejo terus memprovokasi ibu-ibu lainnya untuk mendukung. Tetapi, tidak semua ibu-ibu dalam truk tersebut setuju dengan perkataan semua dari Bu Tejo. Ada juga Yu Ning yang merasa kurang setuju dan tidak nyaman oleh perkataan Bu Tejo, beberapa kali Yu Ning mencoba mengingatkan Bu Tejo agar menjaga ucapannya, dan di tengah perjalanan mereka sempat bertengkar di dalam truk karena mempertahankan pendapat masing-masing. Dan Bu Tejo juga selain suka menggosip, Bu Tejo mempamerkan harta, sehingga cukup mengusik Yu Ning, dan banyak perhiasan yang ia gunakan meski hanya pergi untuk menjenguk ke rumah sakit, Bu Tejo orang yang ringan tangan mengeluarkan uang, dan memprovokasi suaminya sebagai bakal calon lurah baru.sesampainya di rumah sakit ibu-ibu gagal untuk menjenguk ibu lurah karena ia masih di ruang ICU, dan serombongan ibu-ibu hanya bisa bertemu dengan anak nya, Fikri dan Dian yang sering di obrolkan Bu Tejo ketika di perjalanan menuju rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Stereotip merupakan tipe sosial yang menarik batas tegas, dan muskil diubah. Menurut Glory Natha dalam artikelnya berjudul Representasi Stereotipe Perempuan Dan Budaya Patriarki Dalam Video Klip Meghan Trainor “All About That Bass” yang dimuat dalam Jurnal E-Komunukasi Vol 5. No.2 Tahun 2017 stereotipe adalah cara pandang terhadap sesuatu kelompok sosial di mana cara pandang tersebut digunakan untuk mempengaruhi seseorang menginterprestasikan sesuatu dan dalam hal ini, media massa termasuk faktor yang mempengaruhi dan mendorong timbulnya stereotipe di masyarakat seacara tidak langsung, stereotipe dapat mempengaruhi bagaimana seseorang memproses dan menginterprestasikan informasi. Dalam film tilik sendiri pemeran Bu Tejo di film tilik ada sebagai profokator sehingga berdiskusi di bak truk itu yang terlihat hidup. Film tilik menggambarkan situasi masyarakat, khususnya sebagian perempuan jika berkumpul tidak jauh-jauh dari gibah atau gosip, meski menggambarkan kepada kehidupan masyarakat film ini rentan dituding menciptakan stereotipe terhadap perempuan. Dalam film ini perempuan tidak hanya menjadi karakter yang dominan akan tetapi juga direpresentasikan secara beragam. Terdapat laki-laki Gotrek seorang supir truk, tetapi berada pada pihak yang kalah apalagi sedang menerima uang dari Bu Tejo.
ADVERTISEMENT
Gotrek berusaha mencuri-curi dengar gosip apa yang tengah dibicarakan para perempuan. Sosok Dian yang berani meninggalkan desa dan bekerja di kota lantas menjadi orang sukses, mereka lihat sisi baiknya. Padahal, Dian bisa jadi mewakili perempuan mandiri yang berani melawan arus, mengadu nasib di kota dan sukses. Cara pandang yang bias gender setidaknya tampak dalam karakter Bu Tejo yang merasa Pak Tejo lebih pantas menjadi lurah ketimbang Bu lurah yang sedang sakit, bahkan di gambarkan tengah sakit parah dan dirawat di ICU. Cara berpikir bahwa perempuan adalah makhluk yang harus selalu baik justru mengungkung pada kaum perempuan dalam dunia paradigma sempit. Menurut Shirley Lie (2005) dalam bukunya yang berjudul Pembahasan Tubuh Perempuan (Gugatan Etis Simone de Beauvior terhadp Budaya Patriarki mengatakn bahwa tubuh manusia merupakan titik pijak dan titik pandang terhadap dunia dan pada akhirnya tujuan para perempuan mengikuti trend kecantikan adalah untuk menarik para pria. Dalam film tilik juga menceritakan Dian, bisa dibilang seorang perempuan kembang desa yang karena paras dan kecantikannya, dan pada akhirnya para suami serombongan ibu-ibu banyak yang tergoda oleh dian.
ADVERTISEMENT
Refi Tri Harliansyah_Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan