Konten dari Pengguna

Kenapa Work-Life Balance Menjadi Privilege Yang Sulit Digapai?

Renny Dwi Amellya
Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta
21 Juli 2025 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Kenapa Work-Life Balance Menjadi Privilege Yang Sulit Digapai?
Work-life balance makin sulit dicapai. Artikel ini membahas realitanya, penyebab dari sisi MSDM, dan solusi agar kerja dan hidup tetap seimbang.
Renny Dwi Amellya
Tulisan dari Renny Dwi Amellya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi buatan sendiri yang merepresentasikan beban kerja yang lebih dominan dibanding kehidupan pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buatan sendiri yang merepresentasikan beban kerja yang lebih dominan dibanding kehidupan pribadi.
Banyak pekerja muda mengalami hal yang sama terjebak dalam siklus kerja tanpa batas. Work-life balance yang idealnya jadi hak setiap karyawan, kini terasa seperti privilege yang sulit digapai.
ADVERTISEMENT

Kenapa Work-Life Balance Jadi Masalah Serius?

Terutama sejak pandemi, sistem kerja hybrid atau WFH justru membuat banyak orang selalu merasa "harus siap sedia".
Masalahnya bukan hanya soal waktu, tapi juga soal tekanan yang makin besar :
Hasilnya? Banyak yang mengalami burnout, stres kronis, bahkan gangguan kesehatan mental.

Solusinya: Bukan Sekedar Fleksibel, Tapi Terstruktur

Tidak ada satu pun orang yang dapat menyelesaikan masalah keseimbangan pekerjaan dan kehidupan. Peran organisasi, atasan, dan karyawan diperlukan. Perusahaan harus menyadari fakta bahwa karyawan yang memiliki kehidupan yang seimbang cenderung lebih produktif dan setia dalam hal manajemen sumber daya manusia (MSDM). Oleh karena itu, perusahaan harus mulai menetapkan batas jam kerja yang jelas, seperti kebijakan hak untuk berhenti yang memungkinkan karyawan tidak terganggu di luar jam kerja. Selain itu, HR juga dapat menyediakan program kesehatan mental yang mudah diakses, konseling, atau sesi mindfulness.
ADVERTISEMENT

Work-Life Balance itu Hak, Bukan Bonus

Work-life balance bukan sekadar konsep HR (Human Resources) atau jargon startup. Ini adalah kebutuhan mendasar setiap manusia yang ingin bekerja secara sehat dan berkelanjutan.