Abe dan Tamada: Pahlawan Kebanggaan Jepang di Suzuka dan Motegi

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2017 22:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Abe dan Tamada: Pahlawan Kebanggaan Jepang di Suzuka dan Motegi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Aksi Makoto Tamada di Sirkuit Phillip Island 2004 (Foto: MotoGP)
ADVERTISEMENT
Dari masa ke masa, Jepang selalu identik dengan Kejuaraan Dunia MotoGP. Selain karena menjamurnya motor-motor pabrikan negeri matahari terbit yang berlaga di MotoGP, sirkuit-sirkuit di Jepang juga, sebut saja Sirkuit Suzuka dan Sirkuit Twin Ring Motegi, secara silih berganti menjaga jatah gelaran MotoGP Jepang tidak pernah putus dari tahun ke tahun. Akan tetapi, hanya sedikit pebalap asli Jepang yang mampu bicara banyak di MotoGP, wabil khusus di kelas utama MotoGP/500 cc.
Biasanya, para pebalap Jepang baru akan menjadi ancaman besar bagi para pebalap unggulan jika berlaga di negaranya sendiri. Sudah banyak kisah mengejutkan tentang para pebalap Jepang yang tampil apik hingga meraih podium pertama dalam gelaran MotoGP Jepang. Dua nama yang paling fenomenal, tentu saja adalah Norifumi Abe dan Makoto Tamada yang memenangkan MotoGP Jepang kelas 500cc/utama MotoGP.
ADVERTISEMENT
Tidak banyak pebalap Asia, termasuk pebalap Jepang yang mampu memenangi kelas utama MotoGP/500 cc. Jangankan berpikir soal podium pertama, bersaing untuk dapat finish urutan 5 atau 10 besar dalam setiap balapan saja menjadi tantangan tersendiri. Namun, Abe dan Tamada (pernah) mampu memutarbalikkan segala prediksi yang ada.
Norifumi Abe - Pria Tokyo yang Akan Selalu Dikenang
Abe dan Tamada: Pahlawan Kebanggaan Jepang di Suzuka dan Motegi (1)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Norifumi Abe (Foto: Facebook / NORICK ABE(阿部典史))
Pria ini lahir di Setagaya, Tokyo, Jepang dengan darah pebalap mengalir di tubuhnya. Sang ayah, Mitsuo Abe adalah seorang pebalap motor Auto Race, dan Norifumi Abe sendiri sudah mulai menggeluti dunia balap sejak usia 11 tahun di ajang balap minibikes. Pria yang juga dikenal dengan nama "Norick Abe" ini meraih podium pertama di MotoGP Jepang tahun 1996 dan 2000 di Sirkuit Suzuka.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1996, turun bersama tim Roberts Marlboro-Yamaha di kelas 500 cc, Abe yang sebelumnya hanya mampu finish ke-8 di Malaysia dan finish ke-9 di Indonesia, sukses menjadi pebalap pertama yang menyentuh garis finish di kelas 500 cc MotoGP Jepang. Pria yang identik dengan rambut gondrongnya ini dengan mantap mengasapi pebalap legendaris MotoGP asal Spanyol, Alex Criville dengan perbedaan waktu 6,496 detik di posisi kedua. Ini juga sekaligus menjadi tahun terbaiknya di MotoGP dengan rentetan podium juara tiga di MotoGP Inggris, Austria, dan Brazil, serta posisi ke-5 di klasemen akhir tahun.
Abe dan Tamada: Pahlawan Kebanggaan Jepang di Suzuka dan Motegi (2)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Norifumi "Norick" Abe tahun 1996 (Foto: Wikimedia)
Suksesnya di MotoGP Jepang kembali berulang 4 tahun kemudian. Tahun 2000, Abe yang masih mengendarai motor Yamaha sukses finish pertama setelah bersaing ketat dengan juara dunia asal Amerika Serikat, Kenny Roberts, Jr yang mengendarai motor Suzuki. Dalam balapan yang berlangsung 21 putaran itu perbedaan waktu antara Abe dan Roberts hanya 0,279 detik.
ADVERTISEMENT
Kemenangan di Sirkuit Suzuka tahun 2000 adalah podium juara satu Abe yang terakhir sepanjang karirnya di MotoGP, khususnya di kelas paling bergengsi pada masa itu, kelas 500 cc. Selebihnya, Abe hanya mampu meraih podium juara dua di Prancis dan Katalunya tahun 2000, serta podium juara dua di Sirkuit Jerez tahun 2001. Balapan terakhirnya di MotoGP adalah di Sirkuit Valencia tahun 2004, dimana Abe finish di urutan ke-10.
Pada 7 Oktober 2007, kabar duka menyeruak dari Kota Kawasaki, Prefektur Kanagawa, Jepang. Lokasi yang terletak di antara Tokyo dan Yokohama itu menjadi tempat Norifumi Abe alias Norick Abe meregang nyawa akibat sebuah insiden kecelakaan lalu lintas. Sebuah truk yang tepat berada di depannya melanggar jalur putaran U, dan Abe yang kala itu tengah mengendarai sepeda motor Yamaha tertabrak oleh truk tersebut.
ADVERTISEMENT
Abe sempat dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan tapi, pada akhirnya, nyawanya tetap tidak tertolong. Kematian pebalap yang juga pernah meraih podium pertama di MotoGP Brazil tahun 1999 ini jelas menjadi duka tersendiri bagi dunia MotoGP dan masyarakat Jepang. Norifumi Abe adalah salah satu 'national hero' bangsa Jepang di MotoGP dan juga diidolakan oleh juara 9 kali MotoGP, Valentino Rossi.
Abe dan Tamada: Pahlawan Kebanggaan Jepang di Suzuka dan Motegi (3)
zoom-in-whitePerbesar
Norifumi Abe (kiri), penggemar beratnya (tengah), dan Alex Criville (kanan) (Foto: MCN)
Rossi muda terkagum-kagum dengan penampilan Norifumi Abe di Sirkuit Suzuka tahun 1994. Walaupun di tahun tersebut Abe yang berstatus pebalap Wild Card gagal finish tapi gaya balapnya cukup menarik perhatian pria Urbino yang kala itu masih berusia 15 tahun. Saking nge-fans-nya, bahkan Rossi sempat menggunakan nama "Rossifumi" sebagai nama panggilan di awal karirnya di Kejuaraan Dunia MotoGP.
ADVERTISEMENT
"Abe memiliki rambut lurus panjang dan bahkan ketika ia sedang berdiri, ia tampak seperti karakter yang hebat, tapi yang terpenting, ia balapan seperti orang gila. Ia benar-benar tak kenal takut. Saya pikir hari itu (Balapan MotoGP Jepang 1994) adalah lomba tercepat dalam hidupnya," tulis Rossi dalam otobiografinya yang berjudul What If I'd Never Tried It?.
"... Tapi bagiku Abe adalah seorang pahlawan," kata pebalap yang kemudian dikenal dengan julukan "The Doctor" tersebut.
Makoto Tamada - Pria yang Masih (Terus) Dicari Penerusnya
Abe dan Tamada: Pahlawan Kebanggaan Jepang di Suzuka dan Motegi (4)
zoom-in-whitePerbesar
Makoto Tamada Berselebrasi di Puncak Podium Sirkuit Motegi tahun 2004 (Foto: MotoGP)
Empat tahun pasca kemenangan Norifumi Abe di Sirkuit Suzuka pada tahun 2000, Makoto Tamada sukses mengikuti jejak rekan senegaranya itu dengan meraih podium pertama di MotoGP Jepang, Sirkuit Motegi. Pria kelahiran Prefektur Ehime, Jepang ini sukses mengungguli Valentino Rossi dengan perbedaan waktu dominan 6,168 detik. Hingga artikel ini ditayangkan (14 Oktober 2017), belum ada lagi pebalap Jepang yang mampu menjadi juara di MotoGP Jepang untuk kelas utama MotoGP setelah Makoto Tamada.
ADVERTISEMENT
Makoto Tamada tampil impresif sepanjang tahun 2004. Sebelum kemenangan di Sirkuit Motegi pada 19 September 2004, ia terlebih dahulu meraih podium pertama di MotoGP Brazil dan finish di urutan ke-2 MotoGP Portugal. Ia menduduki peringkat 6 di klasemen akhir tahun 2004.
Sebelum tampil di Kejuaraan Dunia MotoGP, Tamada adalah pebalap yang amat berprestasi di usia muda. Pada tahun 1994, ketika Norifumi Abe menjalani debutnya di MotoGP, ia memulai debutnya di kejuaraan balap motor 250 cc regional di Jepang (All Japan Road Race Championship). Hingga tahun 1998 Tamada rutin mengikuti balapan tahunan All Japan Road Race Championship GP250, lalu pada tahun 1999 sampai 2002 ia naik kasta ke All Japan Road Race Superbike Championship.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ia sempat menjalani debutnya di MotoGP tahun 1998 dengan hanya turun balapan di Sirkuit Suzuka, Jepang dan finish di urutan ke-16. Namun, ia baru menjalani musim penuh balapan pada tahun 2003 hingga tahun 2007. Di tahun debutnya, ia sukses naik podium juara tiga di MotoGP Brazil, disusul kesuksesan tahun 2004, dan podium terakhirnya adalah podium juara tiga di MotoGP Jepang 2005.
Fakta menarik tentang Makoto Tamada adalah dari awal karirnya di All Japan Road Race Championship hingga MotoGP, ia adalah pebalap yang akrab dengan motor Honda, selalu dengan motor Honda. Barulah di tahun terakhirnya di MotoGP, tahun 2007 ia berpindah tunggangan ke Yamaha. Ia juga sempat menjajal Kejuraan Dunia Superbike dengan motor Honda, Kawasaki, dan BMW.
ADVERTISEMENT
Mana Lagi Juaramu, Jepang?
Para penggemar MotoGP di Jepang pasti akan selalu menanti-nantikan adanya lagi pebalap Jepang yang bersinar dan menjadi kebanggaan bangsa di lintasan. Di sisi lain, penggemar MotoGP di berbagai belahan dunia juga pastinya turut menanti-nantikan adanya kejutan dari pebalap-pebalap Asia, khususnya dari Jepang di lintasan. Pebalap Jepang terakhir yang juara di Sirkuit Motegi adalah Hiroshi Aoyama tahun 2006 tapi itu pun di kelas 250 cc, bukan kelas utama.
Fakta menyedihkan lainnya adalah dari rentang tahun 2015 hingga tahun 2017 di MotoGP tidak ada satupun tim, baik pabrikan, maupun satelit yang menjadikan pebalap Jepang sebagai pebalap reguler mereka. Kok bisa?
Syukurlah tahun 2018 akan ada lagi pebalap Jepang yang berlaga di lintasan aspal kelas utama MotoGP, yaitu Takaaki Nakagami. Pria Chiba akan menemani Cal Crutchlow di tim LCR Honda. Bisa apa ia musim depan?
ADVERTISEMENT
Mari kita nantikan saja.