Aliansi UI Toleran: Radikalisasi di UI Disebarkan Melalui Mentoring

30 Agustus 2018 19:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alumni UI Hingga Guru Besar UI Deklarasikan Aliansi UI Toleran, Kamis (30/8/18). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alumni UI Hingga Guru Besar UI Deklarasikan Aliansi UI Toleran, Kamis (30/8/18). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah alumni dan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) mendeklarasikan Aliansi UI Toleran (Auto). Ketua Presidium Auto, Donny Gahral Adian, menuturkan, Auto dibentuk demi mencegah radikalisasi (proses meradikalkan) masuk ke area kampus.
ADVERTISEMENT
Menurut Donny, radikalisasi yang kerap terjadi di kampus, khususnya di UI, biasa disebarkan melalui kegiatan mentoring. Adapun, mentoring yang dimaksud Donny, adalah proses pendampingan ataupun bimbingan dari para senior kepada mahasiswa baru.
Donny pun mencontohkan hal terkecil, misalnya, pembahasan seputar pencarian indekos.
“Jadi, begitu masuk (kampus), butuh mentor untuk (mencari) kos untuk sosialisasi, kemudian belajar. Bentuk mentor ini yang kemudian disusupi oleh ajaran radikal,” kata Donny di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).
Menurut Donny, cara mentoring ini lebih halus dibanding menunjukkan afiliasi mereka terhadap organisasi tertentu. Karena, jika menunjukkan organisasi tertentu, biasanya para mentor akan langsung ditolak.
Donny Gahral Adian (Foto: Dok. staff.ui.ac.id)
zoom-in-whitePerbesar
Donny Gahral Adian (Foto: Dok. staff.ui.ac.id)
Mentoring itu 'kan satu orang, satu. Kemudian ada patron klien, jadi si mahasiswa baru ini sangat tergantung pada mentornya. Ketergantungan ini kemudian dimanfaatkan, di-abuse menjadi satu cara untuk melakukan radikalisasi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Donny kembali memberikan contoh kegiatan yang menjurus pada bentuk radikalisasi lainnya. Semisal: Tidak memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari agama berbeda.
“Iya, jadi ada kakak kelas kepada adik kelas melakukan mentoring. Mentoring ini kemudian disisipkan pesan-pesan, yang misal 'jangan pilih ketua BEM yang tidak seiman, kemudian kalau dosen tidak seiman lebih baik tinggalkan kelas,” kata doktor bidang studi Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI itu.
Melalui Auto, Donny ingin mensosialisasikan kepada para mahasiswa dan orang tua agar terhindar dari paham radikal. Bersama dengan aliansi yang digagasnya itu, Donny juga meminta pihak universitas tidak hanya mengawasi mahasiswanya, melainkan termasuk para dosen.
“Jadi kita beri orang tua pemahaman, mahasiswa termasuk dosen juga. Kita juga menuntut universitas untuk segera melakukan filtering terhadap dosen yang selama ini disinyalir melakukan sosialisasi radikalisme dalam matakuliah yang diambil,” imbuh Donny.
ADVERTISEMENT