Bagaimana Memulai Sebuah Gerakan?

Sridewanto Pinuji
Penulis untuk topik mengenai kepemimpinan. Sila kontak [email protected]
Konten dari Pengguna
13 Desember 2017 9:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sridewanto Pinuji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagaimana Memulai Sebuah Gerakan?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sumber gambar: Pixabay
Tahun depan adalah tahun politik. Banyak Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan dilakukan pada saat itu. Namun, sebagian orang juga melihat tahun 2018 sebagai masa persiapan untuk hajatan yang lebih besar di tahun 2019, yaitu pemilihan presiden dan anggota legislatif.
ADVERTISEMENT
Saat ini, individu, organisasi, dan partai politik pun sudah mulai pasang strategi. Ada yang membentuk partai politik baru dan ikut mendaftar di KPU agar pada tahun 2019 bisa turut dalam kontestasi. Sebagian orang yang ingin terlibat pun sudah ambil ancang-ancang dengan cara bergabung ke partai politik. Sementara itu, sebagian yang sudah terpilih mendekatkan diri kembali dengan para pemilihnya dahulu di tahun 2014.
Di tengah hiruk pikuk politik tersebut, jika Anda adalah politikus atau pemimpin pemula, maka kemungkinan besar akan sulit bersaing dengan para senior yang telah lebih dahulu malang melintang di dunia perpolitikan.
Anda ingin terlibat, namun belum mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan. Tulisan ini akan mencoba untuk memberikan saran bagaimana mengawali sebuah gerakan.
ADVERTISEMENT
Di sini, gerakan massa penting untuk dilakukan dalam dunia politik agar para pemilih tertarik dengan partai atau gagasan Anda. Dengan massa yang banyak, maka suara Anda akan lebih didengar oleh khalayak. Mereka yang sebelumnya tidak mengenal Anda pun akan tertarik dan berpaling. Siapa tahu, mereka yang sebelumnya tidak tertarik akan bergabung dan menjadi pendukung setia Anda.
Memulai Sebuah Gerakan
Derek Sivers dalam paparannya yang singkat di laman Ted memberikan beberapa petunjuk bagi Anda untuk mengawali suatu gerakan.
Modal pertama bagi seorang pemimpin adalah keberanian. Dia harus berdiri paling awal di tengah orang banyak untuk mengusung sebuah isu, untuk berbicara, kemudian menyampaikan visi dan gagasannya. Tak jarang, dia pun harus menghadapi celaan dan menjadi bahan cemoohan atau lelucon.
ADVERTISEMENT
Hari-hari ini, dengan mudah dapat kita jumpai fenomena tersebut. Saat seorang pemimpin muda maju ke depan atau manakala mereka berhimpun dan membentuk partai politik, banyak yang menertawakan dan meragukan. Namun, mereka bergeming dan tetap bertahan.
Keberanian mereka pun mulai menuai hasil ketika banyak orang yang melirik dan tertarik akan ide-ide segar yang mereka tawarkan.
Langkah kedua agar tercipta sebuah gerakan adalah adanya perhatian pada para pengikut awal. Sebab, para perintis ini akan membantu Anda yang semula sendirian menjadi kerumunan. Manakala kerumunan kian besar, maka menjadi massa dan gerakan Anda pun akan menjadi berita.
Berita tentang Anda dan gerakan yang dilakukan sangat penting. Sebab, gerakan tanpa publikasi akan berujung pada ruang hampa. Sebuah gerakan hanya bisa berhasil jika itu viral dan diterima atau diperhatikan oleh publik.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, maka perhatian pada para pengikut yang awal menjadi satu hal yang sangat penting. Mereka berperan untuk menciptakan momentum, yaitu manakala satu orang pengikut menarik satu orang yang lain, kemudian menjadi bertiga, berempat, berlima, dan seterusnya, sehingga tercapai tipping point.
Tipping point adalah titik perubahan. Titik ini bukanlah titik balik, namun titik kritis yang menandai perubahan dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Dalam hal pergerakan yang Anda upayakan, maka titik ini sangat menentukan keberlanjutan atau terhentinya pergerakan Anda.
Satu syarat agar gerakan yang Anda pimpin dapat berhasil adalah adanya para pengikut awal yang loyal. Mereka adalah para perintis gerakan. Cara yang bisa ditempuh untuk memberikan perhatian pada para perintis tersebut adalah dengan menganggap mereka setara.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan antara Anda dan perintis itu menjadikan gerakan yang Anda inisiasi bukan lagi tentang Anda. Namun, telah berubah menjadi dan mencakup orang lain. Anda pun kini tak bisa lagi hanya mengusung ide-ide pribadi, namun juga perlu mendengarkan pendapat orang lain atau para perintis. Bahkan, mereka menganggap Anda adalah corong pembawa pesan gagasan dan harapan mereka.
Langkah selanjutnya adalah mengelola massa. Anda yang mengawali dengan keberanian, namun para perintis atau pengikut awal yang sebenarnya lebih berperan untuk menarik massa. Jika Anda telah dikelilingi oleh para perintis, maka bersama-sama akan menarik perhatian publik.
Massa yang cukup sejatinya akan mengurangi risiko. Publik yang melihat gerakan Anda diikuti oleh banyak orang akan tertarik untuk bergabung karena mereka memandang risikonya kecil. Sementara itu, jika gerakan Anda hanya diikuti oleh segelintir orang, mereka yang belum bergabung pun akan bertanya-tanya dan ragu-ragu.
ADVERTISEMENT
Menjadi Perintis
Haruskah Anda menjadi seorang pemimpin yang pertama kali berdiri? Ternyata jawabannya tidak.
Pemimpin atau mereka yang pertama kali mengawali gerakan kerapkali terlalu dilebih-lebihkan perannya. Padahal, perintislah yang sejatinya menjadi kunci sebuah gerakan. Para perintis mengubah mereka yang sendirian menjadi kerumunan dan kemudian massa yang menarik berita.
Oleh karena itu, Anda bisa menjadi seorang perintis dan pada saat yang sama mengawali sebuah gerakan. Langkah pertama yang mesti ditempuh pun mirip dengan tindakan pertama menjadi pemimpin, yaitu adanya keberanian untuk menjadi perintis atau pengikut awal.
Manakala Anda melihat seorang pemimpin atau gerakan yang menarik dan cocok dengan harapan, ide, dan gagasan Anda, maka kumpulkanlah keberanian untuk mengikuti. Selanjutnya, tunjukkan kepada orang lain bagaimana caranya menjadi pengikut yang baik. Dengan demikian, Anda pun menarik banyak orang untuk bergabung dalam gerakan yang Anda lakukan.
ADVERTISEMENT