'Bibit Unggul' Sekretaris Jenderal PBB itu Bernama Kahfi Sampurno

18 September 2018 15:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Kahfi saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Kahfi saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
ADVERTISEMENT
Namanya Muhammad Kahfi Rahmat Sampurno. Sepintas, penampilannya terkesan santai seperti mahasiswa pada umumnya. Namun, saat berbincang panjang lebar dengan cowok yang akrab disapa Kahfi ini, jelas terlihat kalau pemikirannya berbeda dari mahasiswa kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa jurusan Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Jentera, Jakarta, ini adalah seorang mahasiswa yang bercita-cita ingin mempersatukan perspektif yang beragam dari bangsa-bangsa di dunia agar tercipta perdamaian.
Bahkan, belum lama ini, Kahfi baru saja memenangi penghargaan Most Outstanding Delegate di Bali Udayana Model United Nations (MUN) 2018. Mewakili Republik Arab Suriah, ia mengutarakan pandangan bahwa negara-negara di dunia mesti menghentikan penggunaan senjata di negara yang sedang dilanda perang saudara sejak 2011 tersebut.
Kemenangannya di ajang simulasi sidang PBB itu bukan hanya soal kompetisi. Menurutnya semua yang diutarakan di sana juga harus dilandasi adanya itikad baik dari para peserta. Jadi tidak mengejar piala semata.
“Harus punya good intention juga, jangan ikutan MUN cuma buat kompetisi aja, kalau kita punya tujuan beyond me, insyaallah Tuhan akan kasih kemudahan,” kata alumni SMA negeri 1 Bandung itu kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Kahfi mengaku sebenarnya baru mengikuti kompetisi MUN dari awal 2018 lalu. Sebelumnya ia fokus dalam mengikuti kompetisi debat. Sudah 16 kompetisi debat ia jalani. Hanya saja, menurutnya, debat itu kurang cocok diaplikasikan di kehidupan sehari-hari di Indonesia.
“Awalnya sering banget ikutan lomba debat, cuman ternyata (aktivitas) ‘debat’ sendiri kayak kurang bisa diimplementasikan di kehidupan sehari-hari di Indonesia. Jadi akhirnya mikir buat beralih ke MUN supaya cocok sama iklim (diskursus) di Indonesia yang seneng banget dengan kata-kata berbunga-bunga,” jelas Kahfi.
Muhammad Kahfi dan teman-temannya saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Kahfi dan teman-temannya saat mengikuti MUN (Foto: Dok. Muhammad Kahfi)
Ditanya soal apakah kelak ingin menjadi diplomat, penyabet titel yang sama di kompetisi Padjadjaran Model United Nations, Universitas Padjadjaran, itu mengaku malah sangat ingin menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Alasannya sederhana, yaitu ingin menegakkan hukum internasional.
ADVERTISEMENT
“Meski fungsinya hanya koordinatif dan enggak punya hak untuk memutuskan, tapi sekretaris jenderal punya kapasitas untuk menyuarakan aspirasi kepada para perwakilan bangsa-bangsa,” ujar Kahfi.
Ia melanjutkan bahwa dirinya juga ingin menghilangkan standar ganda di dunia internasional dengan jabatan yang dicita-citakannya itu. Dengan itu pula ia ingin menghilangkan hak veto.
“Hak veto di Dewan Keamanan (PBB) udah enggak relevan lagi di dunia saat ini. Veto itu bentuk kolonialisme baru, veto itu warisan (para pemenang) Perang Dunia 2. Dan karena sudah berakhir (perangnya) harusnya sistem itu juga enggak ada.”
Tahun depan merupakan tahun terakhir Kahfi mengikuti MUN. Saat ini ia sedang menggalang sponsor untuk bisa mengikuti Harvard World MUN 2019 di Madrid, Spanyol.
ADVERTISEMENT
“Mohon doa dan dukungan dari teman-teman, ya!” pungkas Kahfi.