Buni Yani Setuju Debat Berbahasa Inggris: Menatap Pergaulan Global

14 September 2018 18:02 WIB
Buni Yani. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buni Yani. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anggota Buni Yani turut mengomentari usulan Ketua DPP PAN Yandri Susanto agar ada satu sesi debat kandidat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris. Buni menilai, debat dengan berbahasa Inggris sebagai upaya menatap pergaulan global di masa depan.
ADVERTISEMENT
Apalagi Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia.
“Kalau mau negara ini sebetulnya menatap masa depan dalam pergaulan global itu ya perlu (berbahasa Inggris). Tidak wajib menggunakan bahasa Inggris, tapi perlu. Bayangkan kalau seorang kepala negara datang. Indonesia negara besar loh, negara keempat terbesar di dunia,” kata Buni di acara 'Deklarasi Melati Putih Indonesia mendukung Prabowo-Sandi' di Kediaman Djoko Santoso, Bambu Apus, Jakarta Timur, Jumat (14/9).
Buni menilai, akan sangat memalukan apabila seorang kepala negara tidak bisa berbincang dengan kepala negara lainnya dengan bahasa Inggris.
“Katakanlah presiden kita mau bicara dengan orang-orang lain (bangsa lain) itu kan pakai bahasa inggris. Nanti kalau pidato sih bisa pakai bahasa Indonesia saja, tapi kalau ngobrol seperti ini enggak bisa bahasa Inggris kan memalukan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun menceritakannya pengalamannya saat tinggal di luar negeri selama 7 tahun untuk menempuh pendidikan. Tanpa bahasa Inggris, kata dia, mustahil bisa menyelesaikan penelitiannya.
Apalagi, lanjutnya, negara-negara di Asia Tenggara tidak memiliki bahasa persatuan. Sehingga perlu menguasai bahasa Inggris.
"Dengan tetangga kita dengan Filipina dan Thailand saja belum punya bahasa persatuan di Asia Tenggara kan, jadi kita pakai bahasa Inggris. Makanya penting sekali," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PAN Yandri Susanto menilai debat dengan menggunakan bahasa Inggris tentu memberikan pengaruh positif bagi masing-masing kandidat capres-cawapres. Sebab, menurutnya, pemimpin negara akan bergaul dengan pimpinan negara lainnya di dunia internasional.