Faktor Mental yang Menangkan Malaysia atas Timnas U-19

13 Juli 2018 7:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Malaysia rayakan kemenangan atas Timnas U-19. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Malaysia rayakan kemenangan atas Timnas U-19. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Tim Nasional (Timnas) Malaysia U-19 berhasil menyegel satu tempat ke babak final Piala AFF U-19 2018. Raihan itu didapatkan setelah berhasil mengalahkan Timnas Indonesia U-19 di babak semifinal pada Kamis (12/7/2018) malam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Tim besutan pelatih Bojan Hodak menang dengan skor 4-3 melalui babak adu penalti. Sebelumnya, kedua kesebelasan bermain imbang 1-1 (penalti 3-2) pada waktu normal.
Hodak berujar bahwa laga menghadapi Timnas U-19 tidak berjalan mudah. Pasalnya, ada persoalan-persoalan yang kemudian ditemuinya tatkala pertandingan berjalan.
"Ini pertandingan yang bagus, sulit untuk kedua tim setelah bermain lima pertandingan dalam sembilan hari," ujar Hodak selepas laga.
"Anda bisa melihat, terutama di babak kedua, permainan jadi kurang berkualitas. Pada awal laga kami memulai dengan sangat gugup karena beberapa hari lalu, saya bahkan sempat mengatakan, ada beberapa pemain kami yang belum pernah tampil di depan banyak suporter. Itu yang membuat kami memulai pertandingan dengan sangat buruk," kata Hodak menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Pelatih berpaspor Kroasia itu melanjutkan, pada babak pertama, timnya mencoba untuk bermain menekan pertahanan Timnas U-19. Imbasnya, pada babak kedua, para pemainnya kelelahan dan harus turun jauh ke daerah pertahanan sendiri.
"Jadi kami tidak memiliki ruang untuk keluar menyerang. Kami terlalu jauh dari gawang Indonesia untuk bisa mencetak gol. Pada akhirnya terjadi situasi 50:50."
"Dan ada yang terlewatkan soal penalti. Penalti itu kebertuntungan karena pada situasi itu, pemain Indonesia berada dalam tekanan yang lebih besar akibat ekspektasi yang begitu besar," katanya menjelaskan.
Tekanan untuk bisa meraih kemenangan dalam laga kali ini dilihat Hodak saat pemain Timnas U-19 melakukan pemanasan. Nyanyian dukungan kepada anak-anak asuh Indra Sjafri ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi ia menguntungkan Indonesia, di sisi lain ia menjadi beban yang gemar memberikan efek bumerang.
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 gagal ke final Piala AFF U-19 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 gagal ke final Piala AFF U-19 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
"Terkadang lebih sulit saat tim Anda menjadi tuan rumah. Tahun lalu kami tidak begitu bagus, sejujurnya tahun ini kami lebih baik di semifinal karena tahun lalu menjadi pertama kalinya bagi sebagian besar pemain kami berlaga di level internasional," papar Hodak.
"Mereka sama sekali tidak memiliki pengalaman. Sekarang kami lebih baik, karena kami melakukan persiapan. Tidak ada tim yang mau menghadapi lawan yang didukung penuh oleh seantero stadion."
"Dan saya kira itu normal. Saya mengatakan sebelum semifinal kepada para pemain bahwa saya memilih untuk menghadapi Thailand dibanding Indonesia. Karena kami akan menghadapi satu stadion, tidak mudah untuk para pemain muda untuk menghadapi itu semua," kata Hodak menutup.
ADVERTISEMENT