Guru Khusus Pelajar Difabel Diminta Tingkatkan Kualitas

Konten Media Partner
6 Desember 2018 20:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Khusus Pelajar Difabel Diminta Tingkatkan Kualitas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan guru khusus difabel mesti meningkatkan kualitas dalam hal penguasaan materi. Sebab, kata dia, guru harus punya kesabaran dan tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anak difabel.
ADVERTISEMENT
Di Kalsel, Sahbirin mengklaim mutu guru khusu difabel sudah cukup bagus secara umum. Sahbirin mengajak guru-guru yang punya anak didik difabel wajib tahu psikologis peserta didiknya. Selain mengajarkan mata pelajaran umum, kata Sahbirin, murid difabel perlu perhatian khusus agar cepat menyerap pelajaran.
“Kualitas guru harus ditingkatkan, baik dari segi penguasaan materi bagi dewan guru. Bagaimana guru memberikan pengajaran ke anak-anak difabel, agar mudah memahami apa yang diajarkan dan lebih cepat menyerap apa yang diberikan guru. Memang sulit jadi guru yang profesional,” kata Sahbirin Noor di sela peringatan Hari Disabilitas Internasional di SLB-C Negeri Pembina, Kota Banjarbaru, Kamis (6/12).
Ia berkata Pemprov Kalsel terus memperhatikan kebutuhan sarana sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah inklusi. “Kehadiran negara harus ada bagi anak-anak disabilitas, yang belum beruntung seperti kita-kita ini,” ucap Paman Birin—sapaan beken Sahbirin Noor.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pihaknya memprioritaskan kesejahteraan guru honorer khusus difabel seiring besarnya tanggung jawab terhadap pelajar difabel. Ia berasumsi kesejateraan guru honorer SLB perlu diperhatian lantaran punya peran penting dengan kesabaran tinggi.
“Kami tentu memperhatikan guru-guru honorer, khususnya guru khusus disabilitas,” ucap Sahbirin Noor. HDI di SLB-C Negeri Pembina diikuti 11 SLB se-Kalsel dan 9 sekolah inklusi.
Kepala SLB-C Negeri Pembina, Rositasari, mengatakan tenaga guru di sekolahnya ada 56 orang, 15 di antaranya berstatus honorer. Mereka mengajar mulai jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di satu lingkungan sekolah. Adapun tenaga honorer keseluruhan mencapai 38 orang, baik guru, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan.
Ia berkata pengajaran disabilitas mesti mengacu pendidikan karakter sesuai bakat dan potensi di tengah keterbatasan. “Harus action dulu, baru mereka tahu,” ucapnya. (Diananta)
ADVERTISEMENT