news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jaga Stabilitas Harga, KKP Kembangkan Resi Gudang Garam

13 Juli 2018 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani garam di Aceh (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petani garam di Aceh (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah saat ini tengah menyiapkan sistem resi gudang untuk garam. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, sistem resi gudang bertujuan menjaga stabilitas harga garam rakyat saat panen raya.
ADVERTISEMENT
“Sekarang sudah mulai panen tapi belum panen raya kayak 2015. Opsi dari petambak garam itu selalu menjual langsung karena harga masih tinggi. Tapi nanti kalau sudah panen raya, supply lebih banyak daripada demand. Nah, kami akan coba resi gudang agar harga tidak jatuh saat panen raya,” ungkap Brahmantya kepada kumparan, Jumat (13/7).
Brahmantya mengatakan, saat ini sudah ada 12 Gudang Garam Nasional (GGN) yang berada di sejumlah daerah yaitu Indramayu, Cirebon, Brebes, Demak, Pati, Rembang, Tuban, Sampang, Pamekasan, Bima, Pangkep, dan Kupang. Bahkan tahun ini KKP akan membangun enam gudang lagi di Pidie Jaya, Karawang, Lamongan, Sumenep, Sumbawa, dan Jeneponto.
Petani memanen garam di lahan garam (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen garam di lahan garam (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
“Setiap gudang memiliki luas sekitar 600 meter persegi, kapasitasnya 2.000 ton per gudang,” ujar Brahmantya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pembangunan GGN memakan biaya Rp 2,3 miliar hingga Rp 2,5 miliar per gudang bergantung pada lokasi gudang tersebut. Gudang ini juga dibangun lengkap dengan fasilitas mumpuni.
“Nanti setiap gudang dilengkapi conveyor dan jembatan timbang,” ujarnya.
Brahmantya menyatakan, sistem resi gudang garam tersebut akan dilakukan bekerja sama dengan petambak garam untuk mengintegrasikan lahan. Selain itu, KKP juga bakal bekerja sama dengan PT Garam yang berperan sebagai penyerap garam rakyat.
“PT Garam nantinya bertindak sebagai off taker garam milik petani. Sedangkan pembiayaannya dari BNI, nilainya saya masih harus cek lagi,” tutupnya.