Kanada Hapus Gelar Warga Negara Kehormatan Aung San Suu Kyi

3 Oktober 2018 10:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aung San Suu Kyi. (Foto: REUTERS/David Gray)
zoom-in-whitePerbesar
Aung San Suu Kyi. (Foto: REUTERS/David Gray)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kanada mencabut gelar warga negara kehormatan bagi Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi. Keputusan dilakukan setelah Suu Kyi menolak mengakui terjadinya penyiksaan etnis Rohingya.
ADVERTISEMENT
Etnis Rohingya adalah kelompok minoritas Muslim di Myanmar. Laporan tim pencari fakta PBB menyebut, telah terjadi penyiksaan sistematis terhadap kelompok Rohingya.
Sementara, pencabutan warga negara kehormatan bagi Suu Kyi dilakukan Kanada setelah mendapat persetujuan senat dan majelis rendah di parlemen.
Kondisi terkini para pengungsi di Rohingya. (Foto: REUTERS/Jorge Silva)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi terkini para pengungsi di Rohingya. (Foto: REUTERS/Jorge Silva)
Parlemen Kanada beberapa waktu lalu juga sudah menyetujui resolusi bahwa tindakan kekerasan terhadap kelompok Rohingya di Myanmar sebagai upaya genosida.
Dengan keputusan tersebut, Suu Kyi menjadi orang pertama dalam sejarah yang gelar kehormatannya dicabut oleh Pemerintah Kanada.
Tercatat, termasuk Suu Kyi, hanya ada lima orang yang diberikan gelar warga negara kehormatan, di antaranya adalah Nelson Mandela, Dalai Lama dan Malala Yousafai.
Laporan setebal 440 halaman yang dirilis tim penyidik khusus Dewan HAM PBB pada 18 September lalu mengungkap kekejaman militer Myanmar terhadap Rohingya.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya tergambarkan pembantaian warga Rohingya dengan gamblang. Wanita-wanita Rohingya diikat rambut atau tangannya ke pohon lalu diperkosa secara massal oleh tentara, anak-anak yang berusaha kabur dipaksa masuk ke dalam rumah yang terbakar, warga Rohingya disiksa dengan tongkat bambu, sundutan rokok, atau lilin panas.
Tentara juga dilaporkan memasang ranjau darat untuk membunuh warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh. PBB mencatat, total sekitar 10 ribu Rohingya tewas dibantai dan 700 ribu mengungsi ke Bangladesh.